PINTU PROJO TERTUTUP UNTUK MANUSIA PEMBUAT
MASALAH ANIES BASWEDAN
Ponsel Ketua
Umum Projo Budi Arie Setiadi tiba-tiba berdering. Di layar tertera tanda sebuah
pesan masuk. Pesan itu datang dari orang dekat Anies Baswedan. Informasi
tersebut cukup membuatnya kaget.
Sumber
merdeka.com di lingkaran relawan Jokowi mengungkapkan, tujuan orang dekat Anies
itu menghubungi Budi Arie adalah untuk meminta bertemu. Sayangnya, rencana
tersebut bertepuk sebelah tangan.
Setelah
mendapat tiket maju Pilpres dari Koalisi Perubahan, Anies memang intens
melakukan safari politik. Mulai dari masyarakat hingga relawan. Salah satu yang
ditarget adalah Projo, basis relawan terbesar dari pendukung Jokowi.
Mendapat pesan
dari Anies, petinggi Projo buru-buru lapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mereka tidak diperkenankan bertemu Anies.
"Anies
Baswedan mau ketemu, enggak boleh sama Pak Jokowi," kata sumber ketika
berbincang dengan merdeka.com.
Sumber ini
mengatakan, kepala negara merasa perbincangan empat mata dengan kubu Anies tak
perlu dilakukan. Jokowi lantas berpesan, bila Anies harus menemui dirinya,
bukan Projo. Budi Arie menolak memberikan komentar ketika ditanya ihwal rencana
Anies tersebut.
"Enggak
usah kasih, enggak perlu'. Langsung ke saya (Jokowi ngomong)," ucap sumber
tersebut.
Ketua
Panitia Musra Relawan Jokowi Panel Barus memastikan Projo tegak lurus dengan
perintah Jokowi. Pertemuan dengan Anies urung terjadi.
Projo atau
panitia Musra biasanya menghubungi tokoh karena kebutuhan. Misalkan melaporkan
hasil musra terkait capres di daerah.
Musra
merupakan forum yang digelar relawan Jokowi untuk menjaring suara masyarakat
terkait calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Hingga saat
ini, Musra telah dilakukan di lebih dari 10 provinsi di Indonesia.
"Belum
ada pertemuan dengan pak Anies. karena basisnya adalah kita kebutuhan,"
kata Panel Barus.
Merdeka.com
telah mengonfirmasi isu tersebut ke tim pemenangan Anies, Sudirman Said. Namun,
telepon dan pesan singkat kami tidak berbalas.
Seorang
relawan Projo membocorkan Anies ternyata hendak berkunjung ke DPP Projo untuk
mencari dukungan di Pilpres 2024. Rencana tersebut membuat elite-elite Projo
geleng-geleng kepala.
"Jadi
mau dukungan juga dari kita, ya pasti Anies Baswedan pengen ketemu mau main ke
Projo," ungkap sumber tersebut.
Panel
menanggapi, Projo sebenarnya membuka diri berkomunikasi dengan tokoh manapun.
Bagi Projo, dalam berpolitik tidak ada lawan abadi. Lagipula, Anies pernah
menjadi bagian dari Juru Bicara Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu 2014 lalu.
"Pak
Anies ngobrol sama Projo biasa saja, misalnya negor salah satu kader
Projo," ujar Panel.
Wakil Ketua
Umum Partai NasDem Ahmad Ali membantah informasi Anies meminta dukungan ke
Projo. NasDem menyarankan Anies untuk tidak berhubungan dengan relawan Jokowi.
Dia menilai
bila Anies menemui relawan Jokowi justru banyak mudaratnya. Selain
mempertontonkan etika politik yang tak elok, pertemuan Anies dan Projo bakal
memicu tafsir negatif. Baik di kubu Koalisi Perubahan dan Jokowi.
"Sebaiknya
kita hindari pertemuan tersebut agar tidak terjadi fitnah begitu," ujar
Ahmad Ali.
Anies
menolak berkomentar ditanya soal rencana bertemu Projo ketika berkunjung ke DPP
Partai Demokrat, Kamis (2/3) kemarin. Eks Gubernur DKI Jakarta itu hanya
melempar senyum menanggapi isu tersebut.
Relawan
Jokowi telah menggelar musyawarah rakyat sebanyak 10 kali. Yang mengherankan,
nama Anies Baswedan muncul dalam daftar Capres Musra. Meskipun suaranya tidak
begitu signifikan.
Nama Anies
muncul di beberapa daerah musra. Di antaranya Musra Jawa Barat, Jawa Timur,
NTT, Sulawesi Barat, Yogyakarta, Papua Barat, Papua, Kalimantan Utara dan Asia
Timur.
Anies
rata-rata berada di luar enam besar Capres pilihan Musra. Suara terbaik Anies
berada di Musra Jawa Barat. Hasil Musra di Jawa Barat itu menempatkan Anies
Baswedan di posisi kelima.
Adapun
urutan Capres Musra Jabar, Joko Widodo di posisi pertama dipilih sebanyak 1.704
orang atau 29,79 persen suara. Kedua, Sandiaga Uno yang memperoleh 986 suara
atau 16,92 persen. Urutan ketiga, ada Ganjar Pranowo yang meraih 921 suara atau
16,10 persen.
Sementara
itu, Prabowo Subianto berada di urutan ke empat dengan perolehan 635 suara atau
11,10 persen. Kelima, Anies Baswedan yang memperoleh 516 suara atau 9,02
persen.
Wasekjen
Partai NasDem Hermawi Taslim menilai, munculnya nama Anies di jajaran Capres
hasil Musra merupakan sinyal positif. Tren tersebut menandakan pendukung Anies
berada di semua kelompok.
"Itu
artinya pendukung Anies ada di mana-mana," ujar Hermawi.
Panel
menanggapi, Projo sebenarnya membuka diri berkomunikasi dengan tokoh manapun.
Bagi Projo, dalam berpolitik tidak ada lawan abadi. Lagipula, Anies pernah menjadi
bagian dari Juru Bicara Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu 2014 lalu.
"Pak
Anies ngobrol sama Projo biasa saja, misalnya negor salah satu kader
Projo," ujar Panel.
Wakil Ketua
Umum Partai NasDem Ahmad Ali membantah informasi Anies meminta dukungan ke
Projo. NasDem menyarankan Anies untuk tidak berhubungan dengan relawan Jokowi.
Dia menilai
bila Anies menemui relawan Jokowi justru banyak mudaratnya. Selain
mempertontonkan etika politik yang tak elok, pertemuan Anies dan Projo bakal
memicu tafsir negatif. Baik di kubu Koalisi Perubahan dan Jokowi.
"Sebaiknya
kita hindari pertemuan tersebut agar tidak terjadi fitnah begitu," ujar
Ahmad Ali.
Anies
menolak berkomentar ditanya soal rencana bertemu Projo ketika berkunjung ke DPP
Partai Demokrat, Kamis (2/3) kemarin. Eks Gubernur DKI Jakarta itu hanya
melempar senyum menanggapi isu tersebut.
Relawan
Jokowi telah menggelar musyawarah rakyat sebanyak 10 kali. Yang mengherankan,
nama Anies Baswedan muncul dalam daftar Capres Musra. Meskipun suaranya tidak
begitu signifikan.
Nama Anies
muncul di beberapa daerah musra. Di antaranya Musra Jawa Barat, Jawa Timur,
NTT, Sulawesi Barat, Yogyakarta, Papua Barat, Papua, Kalimantan Utara dan Asia
Timur.
Anies
rata-rata berada di luar enam besar Capres pilihan Musra. Suara terbaik Anies
berada di Musra Jawa Barat. Hasil Musra di Jawa Barat itu menempatkan Anies
Baswedan di posisi kelima.
Adapun
urutan Capres Musra Jabar, Joko Widodo di posisi pertama dipilih sebanyak 1.704
orang atau 29,79 persen suara. Kedua, Sandiaga Uno yang memperoleh 986 suara
atau 16,92 persen. Urutan ketiga, ada Ganjar Pranowo yang meraih 921 suara atau
16,10 persen.
Sementara
itu, Prabowo Subianto berada di urutan ke empat dengan perolehan 635 suara atau
11,10 persen. Kelima, Anies Baswedan yang memperoleh 516 suara atau 9,02
persen.
Wasekjen
Partai NasDem Hermawi Taslim menilai, munculnya nama Anies di jajaran Capres
hasil Musra merupakan sinyal positif. Tren tersebut menandakan pendukung Anies
berada di semua kelompok.
"Itu
artinya pendukung Anies ada di mana-mana," ujar Hermawi.
0 Komentar