ANIES KEMBALI BERBOHONG PERNAH ANTRE BANSOS DI AMERIKA
Calon presiden (Capres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan blak-blakan mengaku pernah antre untuk mendapatkan bantuan sosial (Bansos).
Kala itu, Anies tengah menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Ia bersama istrinya termasuk ke dalam kategori ekonomi rendah sehingga harus rela antre mendapatkan Bansos.
"Kami ini karena status sosial ekonominya sangat-sangat rendah di antara seluruh masyarakat di sana, jadi kami ini penerima bantuan sosial di Amerika," ujar Anies dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Selasa (7/3/2023).
Tak hanya antre Bansos, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku juga harus mengantre mengurus administrasi agar mendapatkan fasilitas dinas sosial di sana.
"Bisa bayangin, saya ini punya pengalaman mengantre bersama dengan istri di fasiliras dinas sosialnya di sana untuk mengurus pembebasan-pembebasan supaya kita bisa dapat biaya kesehatan yang cukup," terangnya.
Selain itu, Anies juga mengaku kerap berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan kupon potongan harga. Kupon itu biasanya digunakan dirinya untuk beli susu dan makanan sehari-hari.
Menurutnya, bila ada orang yang berbelanja dengan kupon di Amerika itu artinya strata ekonominya rendah.
"Orang dengan kupon itu artinya yang paling bawah tuh di dalam starata sosial ekonomi. Nah ini sesuatu yang kami pernah alami. Kami pernah melewati masa itu yang kemudian sekarang ketika saya kemarin bertugas di DKI itu menjadi bekal," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kepahitan hidupnya itu menjadi bekal bagi dirinya memimpin DKI Jakarta pada tahun 2017-2022.
Sehingga menurut Anies, ia memutuskan suatu kebijakan dengan penuh rasa hormat terhadap masyarakat yang ekonominya rendah.
“Pengalaman berada di posisi paling bawah di dalam sebuah strata masyarakat itu memberikan bekal ketika saya bertugas kemarin di Jakarta. Saya sering pesankan kepada semua ‘kalau kita pemberi bantuan, itu perlakukan yang menerima bantuan itu seperti your premium customer’," ucap eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
“Mereka itu rendah-rendahnya di masyarakat secara sosial ekonomi, tapi bukan rendahnya karena harga diri, bukan harga dirinya tapi status sosial ekonomi,” tambahnya.
0 Komentar