Ukraina
mengundang Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi ke konferensi tingkat tinggi
(KTT) Krimea. KTT Krimea akan dilaksanakan pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari Crimea Platform yang diinisiasi
Presiden Volodymyr Zelensky untuk solidaritas kedaulatan Ukraina.
"Undangan
sudah disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri RI, formatnya online, tidak
perlu melakukan perjalanan dan melalui pembatasan Covid-19," kata Duta
Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam jumpa pers virtual, Selasa,
2 Agustus 2022.
Juru
Bicara Kementerian Luar Negeri RI belum menjawab pesan Tempo saat
dikonfirmasi ihwal undangan dan kehadiran Presiden Jokowi ke KTT Krimea
tersebut.
Berdasarkan
situs resminya, platform bertujuan untuk meningkatkan efektivitas tanggapan
internasional terhadap pendudukan Krimea yang sedang berlangsung dan ancaman
keamanan yang meningkat. Forum juga dibuat untuk mendorong komunitas
internasional supaya menekan Kremlin mencegah pelanggaran hak asasi manusia
lebih lanjut dan melindungi korban rezim pendudukan. "Dan tujuan utama,
menghilangkan pendudukan Krimea dan kembalinya damai ke Ukraina," tulis
pernyataan tersebut.
Pasukan Rusia memasuki
Semenanjung Krimea pada Februari 2014. Presiden Vladimir Putin secara resmi
membagi wilayah itu menjadi dua subjek federal terpisah dari Federasi Rusia
pada bulan berikutnya, yaitu Republik Federal Krimea dan Kota Federal
Sevastopol.
Turki,
Amerika Serikat, serta Majelis Umum PBB memandang pencaplokan itu sebagai
tindakan ilegal. Rusia juga dijatuhi sanksi ekonomi.
Berdasarkan
data PBB, pertempuran antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia
di Donbas telah menyebabkan lebih dari 13.000 orang tewas sejak 2014.
Platform
nantinya akan memfokuskan kegiatannya pada lima bidang prioritas: Pertama,
konsolidasi kebijakan untuk tidak mengakui upaya pencaplokan Krimea. Kedua,
efisiensi sanksi, penguatan, dan penutupan celah untuk pengelakan. Ketiga,
perlindungan hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.
Keempat,
memastikan keamanan di wilayah Laut Hitam dan Laut Azov dan sekitarnya,
melindungi kebebasan navigasi. Dan kelima, mengatasi dampak ekonomi dan
lingkungan yang merugikan dari pendudukan Krimea di wilayah tersebut.
0 Komentar