PRABOWO-R1Z1K PASTI REUNI DI PILPRES 2024
ecara
politik, kehadiran Prabowo Subianto di haul Habib Munzir Al Musawa tampaknya
tak hanya menggambarkan tupoksinya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), tetapi
juga dalam kapasitasnya untuk menarik dukungan sebagai calon presiden (capres)
2024.
Pada 28 Mei
lalu, Prabowo hadir dan memberikan sambutan di acara Haul Akbar ke-10 Sulthonul
Qulub Al Habib Munzir Al Musawa di Masjid Almunawar, Jakarta Selatan.
Korelasinya
dengan politik dikarenakan, pasca bergabung pemerintah, basis-basis pemilih
Prabowo dalam dua pilpres sebelumnya jamak dikatakan akan beralih pilihan
kepada kandidat seperti Anies Baswedan, termasuk kelompok-kelompok Islam
konservatif.
Memang,
tidak serta merta Majelis Rasulullah yang menjadi organisasi yang diinisiasi
mendiang Habib Munzir dapat digeneralisir sebagai representasi kelompok Islam
konservatif.
Namun,
irisan para simpatisan dan anggotanya kerap tampak memiliki kemiripan dengan
kelompok tersebut.
Selain,
terlihat mulai merangkul kelompok konservatif, Prabowo juga sebelumnya telah
melakukan sowan kepada tokoh dan kelompok Islam moderat seperti Habib Luthfi,
Gus Miftah, serta sejumlah pondok pesantren.
Diposisi
Taktis Prabowo?
Kendati kerap
tak bermakna positif, dikotomi kelompok Islam konservatif dan moderat kiranya
tak dapat dipungkiri menjadi warna tersendiri dalam interaksi sosio-politik
Indonesia.
Namun, walau
cukup sulit, bisa mengamankan ceruk suara dari dua kubu yang tampak bertolak
belakang itu tentu akan menjadi keuntungan politik tersendiri bagi aktor
politik.
Itu yang
secara perlahan kemungkinan sedang diupayakan Prabowo di balik manuvernya
menyambangi tokoh dan kelompok Islam hingga pondok pesantren – baik yang
cenderung konservatif maupun moderat.
Di titik
ini, Prabowo tampaknya memang sedang memposisikan diri se-ideal mungkin di
hadapan kelompok Islam.
Ihwal itu
selaras dengan apa yang eksis dalam bab empat risalah militer kuno Tiongkok The
Art of War karya Sun Tzu. Di dalamnya, dijelaskan pentingnya seorang komandan
menyesuaikan posisi yang ada sampai barisan prajurit mampu maju dari posisi
tersebut dengan aman.
Itu
memberikan gambaran bagaimana pentingnya bagi seorang komandan mengenali
peluang strategis, sekaligus menjadi refleksi untuk tidak menciptakan peluang
bagi musuh.
Dengan turut
mendekati kelompok konservatif secara perlahan, mantan Danjen Kopassus itu
kemungkinan berupaya menciptakan manajemen impresi secara perlahan untuk
terlihat relevan bagi mereka semua.
Sementara
itu, probabilitas “reuni” Prabowo dengan HRS sendiri mungkin saja terwujud
dengan karakteristiknya yang cenderung lebih “bersahabat” pasca bebas bersyarat
pada Juli 2022 lalu.
Sedikit
menengok urutan peristiwanya, HRS sempat ditahan 12 Desember 2020 akibat kasus
penghasutan dan kerumunan massa. Dia kemudian mendapat bebas bersyarat pada
Juli 2022, dengan dikenakan wajib lapor hingga 23 Juni 2024.
Terlepas
dari apa kesepakatan di belakang panggung atas pembebasan bersyarat itu, HRS
memang tampak sangat berbeda dan minim dengan pekikan dakwah maupun narasi yang
menjadi ciri khasnya di masa lalu.
Menariknya,
itu tampak cocok dengan Prabowo yang juga lebih “bersahabat” sejak bergabung
pemerintah pada tahun 2019.
Dengan kata
lain, partisipasi HRS di sepanjang proses politik 2024 kemungkinan akan jauh
berbeda dibanding edisi-edisi sebelumnya.
Salah satu
sampel kehati-hatian personal HRS jelas terlihat sebelum menghadiri Reuni 212
pada 2 November 2022. Kala itu, HRS sempat ragu untuk hadir dengan statusnya
yang masih bebas bersyarat.
Oleh karena
itu, meskipun banyak yang mengatakan akan memperkuat sosok atau koalisi politik
pengkritik pemerintah seperti barisan Anies, karakteristik HRS saat ini dan
kemungkinan gerak-geriknya selama proses politik 2024 kiranya justru akan
kembali mengarah ke Prabowo.
Terutama,
ketika berbicara mengenai irisannya dengan PKB sebagai parpol perdana dan setia
mendukung Prabowo di 2024.
0 Komentar