Recent in Technology

ALLAN NAIRN: MESIN PENGHANCUR BERNAMA PRABOWO, SI DIKTATOR FASIS PEMBUNUH MASYARAKAT SIPIL


 

ALLAN NAIRN: MESIN PENGHANCUR BERNAMA PRABOWO, SI DIKTATOR FASIS PEMBUNUH MASYARAKAT SIPIL

 

Wartawan investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn, membongkar sisi gelap pemikiran Prabowo Subianto. Dia mengaku melanggar janji untuk tutup mulut demi kepentingan publik.

 

"Saya pikir kerugian yang saya hadapi ketika melanggar anonimitas yang saya janjikan ke Prabowo tidak sebanding dengan kerugian yang lebih besar bagi rakyat Indonesia," ujarnya melalui sebuah tulisan di blog-nya, Ahad, 22 Juni 2014.

 

Nairn menilai, pemikiran Prabowo terungkap dalam wawancara off the record yang dilakukan di kantor perusahaan milik eks Komandan Jenderal Kopassus itu pada Juni dan Juli 2001. Kepada Nairn, Prabowo mengecam demokrasi di Indonesia, menyebut mendiang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden buta, dan membayangkan diri menjadi seorang diktator.

 

Nairn pun menilai, pemikiran ini harus dibuka karena relevan dengan kondisi saat ini. Prabowo, katanya, termasuk salah satu calon presiden yang akan dipilih masyarakat pada 9 Juli nanti. Karena itu, Nairn menganggap publik berhak mengetahui pemikiran Prabowo tentang negara, militer, dan pemimpin terdahulu.

 

Nairn mewawancarai Prabowo sekitar Juni dan Juli 2001. Menurut wartawan kawakan yang meraih sejumlah penghargaan itu, wawancara tatap muka dilakukan di kantor perusahaan milik Prabowo di Mega Kuningan, Jakarta.

 

Prabowo diharapkan mau membuka informasi soal kasus pembantaian di Dili pada 12 November 1991 (dikenal sebagai Insiden Santa Cruz) secara off the record. Namun, eks Komandan Jenderal Kopassus itu tak mau membuka banyak informasi. Prabowo, kata Nairn, malah mengalihkan pembicaraan ke permasalahan lain.

 

"Prabowo berbicara tentang fasisme, demokrasi, kebijakan membunuh dalam tubuh TNI/ABRI, serta hubungan antara dirinya dengan Pentagon dan intelijen Amerika," ujar Nairn.

 

Sebelum mengungkap hasil wawancaranya dengan Prabowo, Nairn sempat menghubungi Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu. Dia meminta izin mengungkap wawancara off the record itu. Namun, Prabowo tak kunjung memberikan balasan.

 

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan Prabowo tak pernah menerima surat permintaan mengungkap wawancara off the record dari Nairn. "Tidak pernah ada surat permintaan pembukaan off the record," katanya saat dihubungi, Jumat, 27 Juni 2014. Fadli juga membantah Prabowo pernah melakukan wawancara dengan Allan Nairn.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement