Nikel dunia mampu lepas dari pengaruh sentimen
bertambahnya pasokan dari Indonesia, harganya pun melesat hingga 4% lebih.
Pada Jumat (9/9/2022) pukul 15:30 WIB
harga nikel dunia tercatat US$22.630 per ton, melonjak 4,03% dibandingkan harga
penutupan kemarin.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan
bahwa Indonesia kemungkinan akan kalah dalam sengketa perdagangan dengan Uni
Eropa (UE) terkait larangan ekspor bijih nikel pada yang dimulai 2020. Hal ini
membuat kecemasan para pelaku pasar akan kendala pasokan menjadi berkurang
karena potensi pembukaan ekspor bijih nikel.
"Kelihatannya kita kalah (gugatan)
tapi tidak apa-apa, industri kita akhirnya sudah jadi. Jadi kenapa takut? Kalah
tidak apa-apa, syukur bisa menang," terang Jokowi dalam acara Sarasehan
100 Ekonomi oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).
"Di tahun 2021 ketika kita
hilirisasi nikel, kita dapat US$ 20,9 miliar. Lompatannya, nilai tambah
lompatannya 19 kali. ini kalau mulai tarik lagi stop tembaga, timah dan
nikel," ungkap Joko Widodo.
Para pelaku pasar tampaknya mulai meninggalkan
sentimen tersebut dan beralih ke kondisi saat ini di mana persediaan masih
rendah.
Persediaan nikel di gudang yang dipantau
di gudang bursa logam London turun 390 ton kemarin menjadi 53.850 ton. Jumlah
ini telah turun 48306 ton atau 47,41% secara point-to-point (ptp) sejak awal
tahun ini.
0 Komentar