Pemerintahan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) akan kembali melanjutkan program Kartu Prakerja dalam meningkatkan
sumber daya manusia (SDM). Di tahun 2023 pemerintah akan menerima 500.000
peserta.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan
Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Selasa (30/8/2022).
"Tahun depan pemerintah masih memberikan
Kartu Prakerja," jelas Sri Mulyani. Dalam paparan yang ditampilkan di
Banggar tersebut, diketahui di tahun depan pemerintah akan membuka untuk
500.000 peserta.
Jumlah peserta program Kartu Prakerja di
tahun 2023 yang mencapai 500.000 peserta lebih rendah dibandingkan jumlah
peserta dari dua tahun sebelumnya, pada 2021 pemerintah menerima 5,6 juta
peserta dan 2022 2,9 juta peserta.
Untuk diketahui, program Kartu Prakerja
sejak 2020 hingga 2021 telah memberdayakan angkatan kerja yang sempat terdampak
pandemi Covid-19.
Program Kartu Prakerja adalah program
pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan berupa bantuan biaya yang
ditujukan untuk pencari kerja, pekerja yang terkena PHK, atau pekerja yang
membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil.
Pemerintah melalui program Kartu
Prakerja memberikan insentif kepada para pesertanya. Setiap peserta bisa
mendapat sebesar Rp 3.550.000. Dari angka tersebut, Rp 1.000.000 tidak bisa
diuangkan karena untuk dana pelatihan, jika tidak mengikuti pelatihan maka
kepesertaan akan hangus dan uang akan dikembalikan ke kas negara.
Sisanya yakni Rp 2.550.000 bisa dipegang
masyarakat jika mengikuti pelatihan Kartu Prakerja. Nantinya, manfaat itu
diberikan setelah mengikuti pelatihan yang akan ditransfer Rp 600.000 selama
empat bulan, dan jika mengisi survei sebanyak 3 kali akan dapat insentif
tambahan sebesar Rp 150.000.
Kendati demikian, skema program Kartu
Prakerja di tahun depan belum dirinci oleh pemerintah akan seperti apa
skemanya. Yang jelas program ini tetap akan masuk di dalam pos perlindungan
sosial.
Pada 2023, anggaran program perlindungan
sosial dipatok sebesar Rp 479,1 triliun atau menurun 4,7% dibandingkan anggaran
tahun 2022 yang sebesar Rp 502,6 triliun.
"Tahun depan dengan anggaran
Perlinsos Rp 479 triliun, itu relatif sangat tinggi untuk mendanai program
Perlinsos," jelas Sri Mulyani.
Selain kartu prakerja, program perlinsos
di tahun depan di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta
keluarga penerima manfaat (KPM), program kartu sembako 18,8 juta KPM, penerima
bantuan iuran PBI-JKN 96,8 juta jiwa, Program Indonesia Pintar (PIP) sebanyak
20,11 juta jiwa, KIP kuliah 976,8 ribu mahasiswa, subsidi LPG 8 juta metrik
ton, serta subsidi listrik untuk 40,7 juta pelanggan.
0 Komentar