Masa kepulangan jemaah haji dari Tanah
Suci telah dimulai dan akan berlangsung hingga pertengahan Agustus 2022. Oleh
karena itu, pemerintah telah menyiapkan sistem skrining kesehatan berlapis
sebagai langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.
Hal tersebut dijelaskan oleh Juru
Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru
Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan persnya, Jumat (15/07/2022), secara
virtual.
“Skrining yang dimaksud adalah
pengecekan suhu tubuh melalui thermal
scanner dan thermal
gun, pengecekan tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap
jemaah di Asrama Haji Debarkasi,” tutur Reisa.
Lebih lanjut, Reisa menjelaskan bahwa
apabila ditemukan jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit
menular, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tes Antigen.
“Jika hasilnya positif, akan dirujuk
ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala atau gejala ringan.
Sementara yang bergejala sedang atau berat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan
COVID-19,” lanjut Reisa.
Di sisi lain, bagi jemaah yang
dinyatakan sehat saat kedatangan dan observasi, maka dapat kembali ke rumah
dengan imbauan untuk terus memantau kondisi kesehatannya selama 14 hari.
Lebih lanjut, Reisa menuturkan bahwa
langkah antisipasi lain yang dilakukan yakni Kementerian Kesehatan telah
menginstruksikan seluruh rumah sakit untuk menyiapkan 10 hingga 30 persen
kapasitas tempat tidur.
“Lalu juga menyiapkan sejumlah tempat
isolasi mandiri terpusat, begitu pun penyiapan alkes (alat kesehatan), SDM,
obat-obatan, dan APD,” jelas Reisa.
Untuk diketahui, masa kepulangan
jemaah haji ke tanah air akan berlangsung dalam dua gelombang, yakni gelombang
pertama pada tanggal 15 hingga 30 Juli 2022 dan gelombang kedua pada tanggal 30
Juli sampai dengan 13 Agustus 2022.
0 Komentar