Recent in Technology

YOHANIES BERPOTENSI BAWA PERPECAHAN JIKA TETAP DIPAKSAKAN MENCALONKAN DIRI PADA PILPRES 2024

                              


 

YOHANIES BERPOTENSI BAWA PERPECAHAN JIKA TETAP DIPAKSAKAN MENCALONKAN DIRI PADA PILPRES 2024

 

Majunya Anies pada pilpres 2024 berpotensi besar membawa perpecahan bagi demokrasi bangsa. Bagaimana tidak, sejarah membuktikan Anies pernah berhasil memecah belah warga Jakarta dengan menunggangi agama bermain politik identitas.

 

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul, menilai adanya kemungkinan terbentuknya dua poros di gelanggang Pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut dia ungkap seiring dengan menguatnya wacana pembentukan Koalisi Besar.

 

Adapun calon partai mitra Koalisi Besar di antaranya: Partai Gerindra, Golkar, PKB, PPP, dan PAN, serta PDIP yang dikabarkan akan menyusul masuk. Koalisi tersebut terlepas dari mitra Koalisi Perubahan, yakni PKS, NasDem, dan Demokrat.

 

Dia menilai, potensi polarisasi tidak bisa dihindarkan dalam gelanggang Pemilu nanti. Pasalnya, Adib menyebut polarisasi menjadi risiko dalam pertarungan Pilpres 2024 nanti.

 

Kendati demikian, dia menyebut polarisasi akan bergantung pada figur yang nantinya dicalonkan. Adib meyakini, tokoh capres-cawapres menjadi obat untuk mendinginkan kemungkinan munculnya polarisasi di pemilu.

 

"Sebenarnya obatnya adalah dari para aktor politik tersebut. Mereka yang selalu memantik api tetapi giliran kekuasaan sudah didapat mereka tidak bertanggung jawab secara moral untuk meredam, meredupkan polarisasi yang terlanjur di masyarakat," kata Adib pada Warta Ekonomi, di Jakarta, Selasa (19/4/2023).

 

Dia menilai, pemilu di 2019 menjadi contoh yang baik dalam meredam polarisasi politik. Ketika Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memutuskan untuk bergabung dalam kabinet dibawah kepemimpinan rivalnya, Joko Widodo.

 

Akan tetapi, dia menyebut terjadi ketegangan saat figur baru muncul. Dalam hal ini, Bakal Calon Presiden Koalisi Besar, Anies Baswedan.

 

Oleh karenanya, Adib meyakini dua poros Koalisi Besar dan Koalisi Perubahan berpotensi menimbulkan perpecahan di publik. Perpecahan tersebut, kata Adib, mengulang kejadian yang terjadi pada pemilu 2024 lalu.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement