ANIES DAN REKAM JEJAK YANG MENYESATKAN
Seorang
Psikolog dari University of Massachusetts, Robert Feldman pernah berbicara
bahwa alasan utama seseorang berbohong karena untuk menjaga harga dirinya.
Orang-orang itu berbohong karena merasa harga dirinya telah terancam.
Inilah yang
telah menjangkiti Anies Baswedan. Demi menutupi boroknya, dia gemar menyebarkan
narasi-narasi kebohongan bin menyesatkan. Yang saat ini sedang gencar dia
mainkan yaitu narasi soal visi misi hingga rekam jejak seorang pemimpin.
Anies bilang
kalau visi dan misi itu hanyalah khayalan tentang masa depan. Khayalan jika
didefinisikan hanya berupa angan-angan atau sesuatu yang tak pernah ada. Lalu
menurutnya visi misi itu bisa dikarang bebas, serta bisa dibuatkan oleh orang
lain.
Pernyataan
ini jelas menyesatkan. Karena visi misi merupakan rumusan ideologis yang
digunakan untuk membangun Indonesia. Visi misi ibarat tiang yang mendirikan
sebuah rumah. Tanpa tiang rumah tak akan berdiri, apalagi sebuah negara, jelas
akan hancur.
Karena sudah
lihai berbohong dan memainkan drama-drama perkataan, untuk menutupi borok yang
menyesatkan soal visi misi, dia membeberkan kalau yang paling penting itu adalah
rekam jejak. Katanya rekam jejak itu bukan khayalan tapi kenyataan. Makin ruwet
kan.
Sebenarnya
nggak ada masalah soal narasi rekam jejak ini, karena mau dilihat dari sudut
pandang manapun 1.000 persen kalau rekam jejak itu sesuatu yang penting dan nyata.
Jadi tanpa dielu-elukan oleh Anies pun sudah menyadari dan menjadikan itu
sebagai tolok ukur memilih pemimpin.
Masalahnya
adalah Anies memainkan narasi soal rekam jejak ini seolah-olah dia sudah
memiliki rekam jejak yang super duper baik. Padahal kenyataan berbicara
sebaliknya. Rekam jejaknya penuh dengan nilai-nilai kesengsaraan masyarakat,
sarat kepentingan pribadi, pokoknya bernilai minus lah.
0 Komentar