Recent in Technology

SETELAH SUMUR RESAPAN, JALUR SEPEDA UNFAEDAH ANIES, DICORET!

  

SETELAH SUMUR RESAPAN, JALUR SEPEDA UNFAEDAH ANIES, DICORET!

 

Gubernur Anies Baswedan, lengser pula sejumlah programnya yang ternyata unfaedah. DPRD DKI setelah mengenolkan anggaran sumur resapan, kini giliran bikin nol pula anggaran jalur sepeda 2023 sebesar Rp 38 miliar. Jalur sepeda yang sudah terbangun sebanyak 309,5 Km kemungkinan akan dibongkar, untuk kembali dijadikan sebagai jalur mobil.

 

Masih terjadi prokontra jalur sepeda warisan Gubernur Anies. Dari kacamata DPRD, jalur sepeda itu lebih banyak mubadzir karena di sana sini malah disalah fungsikan untuk parkir kendaraan dan dagang. Karenanya ketika Dishub DKI ajukan anggaran Rp 38 miliar untuk kembali membangun jalur sepeda sepanjang 535,68 Km, langsung sret….sret dicoret alias dinolkan.

 

Target itu memang terlalu kebanyakan. Sebab sejak dibangun tahun 2019, baru terwujud 300-an Km. Untuk mencapai target 535 Km, sepertinya masih jauh sekali. Apa lagi oleh DPRD DKI sudah langsung dicut untuk anggaran 2023. Untung Anies sudah lengser. Bila masih berkuasa paling-paling target direndahkan sebagaimana kebiasanannya.

 

Padahal di mata para penggemar olahraga sepeda, penolakan DPRD DKI itu keliru besar, sebab trend pesepeda di Jakarta cenderung naik. Bila tahun 2005 sehari hanya terdapat 47 orang, kini berkat penambahan jalur sepeda dan kampanye Ramah Bersepeda jumlahnya meningkat jadi 3.000 orang. Tentunya ini dimaksudkan pesepeda yang melewati jalur jalan protokol sebagaimana Jl. Jendral Sudirman- MH. Thamrin.

 

Di zaman Gubernur Ahok, tak ada kepikiran membangun jalur sepeda. Jangankan sepeda boleh lewat jalan protokol, sepeda motor saja kena verboden ketika hendak melintasi Jl. Jendral Sudirman – MH. Tamrin. Tapi oleh Gubernur Anies, larangan itu dicabut, sehingga Jl. Jendral Sudirman – MH Tamrin kembali hiruk pikuk oleh sepeda motor seperti sebelum Ahok di Balaikota.

 

Kenapa Anies begitu bernafsu bikin jalur sepeda di jalan protokol Ibukota? Karena dia punya pamahaman bahwa alat tranportasi paling kuno itu adalah kaki. Orang jaman baheula ke mana-mana jalan kaki. Damarwulan dari Majapahit (Mojokerto) ke Blambangan (Banyuwangi) juga jalan kaki. Sunan Amangkurat I dari Mataram keplayu (terusir) sampai Tegal dan meninggal, juga jalan kaki.

 

Maka jika warga DKI sekarang difasilitasi jalur sepeda, adalah demi memfungsikan kaki sebagai alat transportasi pertama dan utama itu. Apa lagi menurut Ilmu Kesehatan, bersepeda termasuk jenis olahraga kardio yang berfungsi menjaga kesehatan jantung, paru-paru, serta sirkulasi darah. Dengan bersepeda secara rutin, kadar lemak dalam darah menurun sehingga berefek positif penderita tekanan darah tinggi.


Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement