Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil
Lahadalia yakin pembiayaan IKN Nusantara di Kaltim hanya 20 persen saja yang
menggunakan APBN.
Lantaran Bahlil optimis proyek IKN
Nusantara di Kaltim yang direncanakan Pemerintah bakal mendapatkan banyak
investasi dari negara lain.
Bahkan Bahlil meyakini sudah ada sederet
negara yang berminat menanamkan modalnya di IKN Nusantara Kaltim.
Proyek pembangunan Ibu Kota Negara ( IKN
) di Kalimantan Timur ( Kaltim ) terus menyedot perhatian publik.
Terlebih proyek IKN yang diberi nama
Nusantara bakal menghabiskan anggaran yang besar.
Pemerintah sendiri meyakini pembiayaan
IKN Nusantara hanya 20 persennya saja yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanjar Negara (APBN).
Sementara 80 persen anggaran IKN
Nusantara di Kaltim bakal menggunakan dana investasi.
Menurut Bahlil, sudah ada sederet negara
yang akan menanamkan model di proyek IKN Nusantara Kaltim ini.
Pernyataan ini disampaikan Bahlil dalam
rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (8/9/2022) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil
mengatakan beberapa negara telah menyatakan berminat menanamkan modalnya di
IKN.
Negara-negara tersebut menurut Bahli
adalah Uni Emirat Arab (UEA), China,
Jepang, Taiwan, Korea Selatan hingga negara-negara di kawasan Eropa.
"Jadi tidak perlu ada keraguan, ada
investasi di IKN apa enggak, bersama kita kolaborasi melakukan hal ini,"
kata Bahlil seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Bahlil juga memastikan, biaya
pembangunan IKN tidak akan sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
Lantaran, negara hanya akan membiayai 20
persen dari total dana yang dibutuhkan dalam pembangunan IKN.
Kemudian, 80 persennya sisanya akan
didanai dengan mengoptimalkan pendanaan melalui skema kerja sama pemerintah dan
badan usaha (KPBU), hingga mendorong swasta ikut berkontribusi dalam
pembangunan IKN.
"Pembangunan IKN ini tidak semuanya
lewat APBN.
Kalau tidak salah maksimal 20 persen
dari total pendanaan IKN ini oleh APBN, sisanya lewat swasta," ungkap dia.
Pembangunan IKN merupakan salah satu
agenda prioritas pemerintah.
Beberapa proyek di IKN pun masuk dalam
daftar investasi prioritas dan ditargetkan selesai 2024, terutama fasilitas
komersial dan esensial.
Merujuk materi Sosialisasi Peluang
Investasi di Ibu Kota Nusantara, terdapat proyek yang masuk prioritas selesai
2024 untuk ditawarkan ke pihak swasta.
Proyek investasi prioritas itu berada di
dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN yang meliputi rumah sakit
internasional, fasilitas pendidikan terpadu, kawasan perkantoran dan jasa
(BUMN), mixed-use dan komersial niaga, serta fasilitas hunian.
Anggaran IKN
Diminta Ditangguhkan
Sementara itu, ditengah naiknya harga
BBM bersubsidi setelah Pemerintah mencabut subsidi, sejumlah pihak menyuarakan
untuk menangguhkan proyek pembangunan IKN Nusantara yang menyedot dana APBN
besar.
Bukan hanya proyek pembangunan IKN
Nusantara namun juga sejumlah proyek infrastruktur lainnya seperti kereta
cepat.
Menurut Deputi Bappilu DPP Partai
Demokrat Kamhar Lakumani, Pemerintah dapat melakukan upaya realokasi anggaran
Ibu Kota Nusantara Kaltim dan infrastruktur lain demi menekan kebocoran APBN.
Kamhar Lakumani mengatakan para kader
yang duduk di kursi parlemen diminta menyuarakan penolakan kebijakan kenaikan
harga BBM tersebut.
Ia mengatakan, "Juga di 514 Dewan
Pimpinan Cabang Kabupaten/Kota diminta untuk melakukan aksi penolakan kenaikan
BBM ini."
Namun demikian menurut Kamhar Lakumani,
para kader tak perlu menangis dalam menyampaikan argumentasi penolakan kenaikan
BBM.
"Sebagaimana aksi sandiwara
elite-elite partai PDIP pada saat merespons kenaikan BBM di masa pemerintahan
SBY yang lalu.
Ternyata, saat ini ketika berkuasa bisa
memahami kenaikan BBM padahal tak ada situasi yang benar-benar mendesak jika
pemerintah benar-benar peduli dengan rakyatnya," kata Kamhar Lakumani
seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul
Demokrat Bebaskan Kadernya Ikut Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM.
Untuk itu, Kamhar Lakumani menyebut
seluruh kader Demokrat dibebaskan untuk ikut serta bersama rakyat melakukan
unjuk rasa menolak kenaikan BBM ini.
"Bila perlu mengajak keluarga TNI,
keluarga Polri, keluarga PNS/ASN dan partai-partai lain untuk ikut turun ke
jalan dalam aksi damai," kata dia.
Dia berpendapat argumentasi beban APBN
yang terlalu berat, sebenarnya masih banyak jalan yang bisa ditempuh jika
benar-benar pro rakyat.
Hal itu bisa dilakukan melalui relokasi
penggunaan anggaran untuk meninjau ulang IKN dan infrastruktur yang tak
prioritas, termasuk juga dengan jalan menekan tingkat kebocoran APBN.
"Tapi pemerintah mengambil jalan
pintas dan jalan mudah untuk memenuhi segala ambisinya dengan memberikan beban
kepada rakyat.
Menaikkan harga BBM untuk menekan beban
APBN ini langkah paling instan dan paling mudah, tapi sekaligus juga
menunjukkan pemerintah tak kreatif tak punya hati," pungkas dia.
Sebelumnya, diketahui, pemerintah
memastikan soal naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) per Sabtu (3/9/2022).
Jokowi sebenarnya ingin harga BBM di
dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi APBN.
"Tetapi anggaran subsidi dan
kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun
menjadi Rp 502,4 triliun dan akan meningkat terus," kata Jokowi.
Presiden Jokowi, subsidi BBM akan
dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
"Bantuan langsung tunai (BLT) BBM
sebesar Rp 12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang
mampu sebesar Rp 150 ribu per bulan dan mulai diberikan bulan September selama
4 bulan," katanya
Sementara itu, Menteri ESDM Arifim
Tasrif mengatakan kenaikan tersebut berlaku hari ini.
"Ini berlaku satu jam sejak saat
penyesuaian harga saat ini, jadi akan berlaku pukul 14.30 WIB. Terima
kasih," kata Arifin.
Arifin merinci BBM apa saja yang
mengalami penyesuaian harga.
"Antara lain Pertalite, dari
Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter," kata Arifin.
Kemudian, lanjut Arifin, yakni BBM jenis
Solar Subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Tak hanya BBM bersubsidi, Arifin mengatakan
BBM nonsubsidi juga mengalami penyesuaian harga.
"Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500
per liter, menjadi Rp14.500 per liter," kata Arifin.
0 Komentar