“Warga masyarakat umum dan Nduga pada
dasarnya menginginkan kehidupan yang damai dan sejahtera, tidak ingin
dilibatkan dalam aksi kejahatan bersenjata mereka,” ujar Moeldoko di Hotel The
Westin, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Juli 2022.
Moeldoko mengklaim pembentukan Daerah
Otonom Baru (DOB) di Papua merupakan hal yang diinginkan masyarakat. Menurut
Moeldoko, dengan memekarkan wilayah Papua menjadi Papua Tengah, Papua
Pegunungan, dan Papua Selatan, akan mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat.
Tak hanya melalui DOB, dia menyatakan
bahwa pemerintahan Presiden Jokowi telah mengeluarkan banyak kebijakan untuk
menyejahterakan masyarakat Papua. Salah satunya adalah Instruksi Presiden
tentang percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.
“Pemerintah terus bersungguh-sungguh
memerhatikan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat di wilayah Papua, buktinya
apa? lihat Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan
kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, dan dikomandani oleh Wakil Presiden
langsung,” ujar Moeldoko
Selain itu, Moeldoko juga menyebut
soal Undang-Undang Nomor 2 tahun 2021 tentang otonomi khusus Papua. UU
tersebut, menurut dia, menekankan akan adanya peningkatan dana otonomi khusus,
perbaikan tata kelola, serta peningkatan partisipasi masyarakat adat dan juga
perempuan.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Sebby Sambom
menyebut masyarakat Papua menolak rencana DOB di Papua. Dia menyatakan
pemerintah pusat tampak memaksakan pembentukan DOB tersebut.
Lebih lanjut, Sebby mendesak Presiden
Jokowi hingga DPR RI untuk mencabut Undang-Undang DOB Papua. Ia mengancam OPM
akan membunuh siapa saja orang asing yang memasuki wilayah Papua.
“Jika tidak mengindahkan Peringatan
Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM maka TPNPB akan bergerak untuk membunuh siapa
saja orang imigran yang masuk di Tanah Papua,” tulis Sebby.
Ancaman itu dibuktikan pada Sabtu, 16
Juli 2022 saat OPM menembak masyarakat hingga mengakibatkan 11 orang tewas. Moeldoko
mengutuk keras tindakan OPM tersebut. Dia menyatakan OPM melakukan hal itu
karena takut program kesejahteraan yang dirancang oleh pemerintah saat ini
berhasil sehingga mereka akan kehilangan pengaruhnya.
Dia pun menyatakan protes keras atas peristiwa itu dan menyebut pemerintah
bakal mulai bertindak tegas kepada OPM.
“Penegasan ini penting jangan sampai
muncul persepsi yang keliru terhadap tindakan aparat keamanan yang akan
dilakukan,” kata Moeldoko.
0 Komentar