SOFT APPROACH MENJADI CARA GANJAR UNTUK
MENANGKAL TERORISME
Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah mendukung upaya pencegahan kejahatan terorisme yang
dilakukan oleh Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT). Satu di antaranya
dengan pendekatan lunak atau soft approach, yang sering dilakukan Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo dengan menyambangi, berkomunikasi, serta memberi bantuan
kepada eksnarapidana terorisme.
Hal itu
diungkapkan Plt Kabid Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Jateng Widi Nugroho,
seusai pembukaan Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI/Polri dan
Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di wilayah Jateng,
yang berlangsung di hotel Metro Park View Semarang, Rabu (8/3/2023). Dalam
upaya reintegrasi dan resosialisasi eksnapiter, pihaknya berpegang pada Pergub
Nomor 35 Tahun 2022.
Pada aturan
itu, imbuhnya, seluruh stakeholder dirangkul dalam forum kemitraan. Ia
mengatakan, soft approach adalah langkah paling baik, untuk merangkul kembali
mereka yang sempat terlibat dalam tindak pidana terorisme.
“Semua
tingkatan mengatakan approach yang paling baik adalah soft approach, seperti
yang dilakukan Pak Gubernur untuk mendekati eksnapiter dan keluarga,” ujar
Widi,
Ia
mengatakan, total eksnapiter di Jateng berjumlah 244 orang. Dengan kondisi
demikian, Pemprov Jateng memiliki sejumlah strategi merangkul mereka, untuk
menghilangkan pemikiran radikal. Meskipun, dari semua eksnapiter belum bisa
didekati menggunakan soft approach, akan tetapi pendekatan semacam ini terus
diperkuat.
“Di seluruh
Indonesia, Jateng menempati tertinggi dari reintegrasi dan resosialisasi karena
guyub tadi. Yang dilakukan sudah banyak, sambang, Pak gubernur nambakake
(mengobati) eksnapiter, pemberian bantuan dan peningkatan kapasitas aparatur
desa agar bisa menerima eksnapiter,” bebernya.
Strategi
lainnya, terang Widi, mengajak tokoh agama hingga mengikutsertakan teman
sealiran untuk mendekati. Namun, pendekatan ini memerlukan tempo yang tidak
singkat.
Direktur
Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Polisi Wawan Ridwan mengatakan, Jawa Tengah
menjadi salah satu daerah yang dipantau oleh BNPT. Ini karena tingkat kerawanan
paham radikal yang tinggi.
Ia
membeberkan, pada 2022 terdapat penangkapan terhadap tujuh terduga terorisme
yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah. Berkaca dari hal itu, pihaknya gencar
meningkatkan kemampuan petugas dan instansi terkait.
Wawan
mengatakan, kondisi keamanan di Jateng secara umum kondusif. Namun, beberapa
wilayah di Jawa Tengah banyak dipilih oleh jaringan terorisme untuk
mengembangkan kekuatan dan memperluas jaringan.
“Dengan
undang-undang yang baru yang baru UU 5/2018 tentang pemberantasan tindak pidana
terorisme, kita aparat hukum bisa lebih awal deteksi dan melakukan penegakan
hukum. Mereka ketika misal baru susun strategi, ketika alat bukti terpenuhi,
kita bisa melakukan tindakan hukum,” jelasnya.
Wawan
mengimbau warga tidak panik, namun tetap waspada terkait tindak kejahatan
terorisme. Ia menyebut, kini jaringan teror kerap menggunakan media sosial
untuk menyebarkan paham radikal. Oleh karena itu, BNPT gencar melakukan
penguatan kapasitas aparat, dialog kebangsaan, dan menyebarkan wawasan
nusantara.
“Masyarakat
tidak perlu khawatir, tetapi tetap waspada. Kalau ada anak kita yang bermain
medsos tak sepantasnya (terpapar paham radikal), bisa (melapor/konsultasi) ke
Kesbangpol, Satgas wilayah Densus 88, dan di kepolisian,” pungkas Wawan.
0 Komentar