Recent in Technology

PROGRAM BERAS FORTIFIKASI UNTUK IBU HAMIL DARI GANJAR DEMI TEKAN STUNTING

           


 

PROGRAM BERAS FORTIFIKASI UNTUK IBU HAMIL DARI GANJAR DEMI TEKAN STUNTING

 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melaunching beras fortifikasi atau beras bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Hal ini dalam rangka menekan angka stunting untuk menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem.

 

Launching beras fortifikasi dilakukan Ganjar saat memimpin rapat koordinasi percepatan pengentasan kemiskinan untuk wilayah Kabupaten Magelang, Purworejo dan Kebumen. Rapat tersebut diikuti jajaran dinas pemprov, pemkab, camat dan kades.

 

Ganjar menjelaskan, beras fortifikasi merupakan beras sehat yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral yang terdiri dari Vitamin A, Vitamin E, Vitamin D, B1, B2, B3, B6, B9 (Asam Folat), B12, zat besi, protein, zinc, zat besi, yodium dan kalsium.

 

"Hari ini kita melaunching program asupan gizi dengan beras fortifikasi. Jadi satu sendok dari beras ini bisa dicampur dengan satu kilogram beras yang kita konsumsi untuk ibu hamil," ujar Ganjar usai memimpin rapat Balai Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang pada Rabu (1/2).

 

Pada tahun 2021, berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Magelang mengalami penurunan menjadi 14,76 persen dari tahun sebelumnya dengan jumlah individu berisiko stunting sebanyak 32.451 jiwa.

 

Sementara Kabupaten Purworejo, individu berisiko stunting berjumlah 16.880 jiwa dan Kabupaten Kebumen sebanyak 7.447 jiwa. Jumlah tersebut masih terbilang tinggi dan terus ditekan oleh Ganjar.

 

Maka dari itu, beras fortifikasi nantinya juga akan diusulkan menjadi program bantuan tetap Pemprov Jawa Tengah untuk membantu asupan gizi sehat bagi ibu hamil, guna percepatan penurunan kemiskinan ekstrem.

 

"Agar kita bisa terus memantau satu per satu mulai dari ibu hamil sampai nanti melahirkan, sehingga nanti kita pastikan tidak akan ada stunting di daerah-daerah," jelas Ganjar.

 

Ganjar juga menggandeng perguruan tinggi untuk terlibat dalam mengoptimalkan percepatan penurunan jumlah warga miskin ekstrem di Jawa Tengah. Salah satunya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah dalam pengembangan beras fortifikasi.

 

Selain itu, Ganjar menyebutkan KKN tematik yang dilakukan juga masih terus berjalan. Para mahasiswa UGM yang melakukan KKN tematik terus melakukan monitoring dan pendampingan kepada ibu hamil dan balita terkait asupan gizi sehat, termasuk beras fortifikasi.

 

"Kita akan pantau terus, kita sudah kerja sama dengan UGM, nanti akan ada mahasiswa KKN masuk ke desa-desa untuk memantau rutin terus-menerus, sehingga KKN tematiknya bisa berjalan," ucap Ganjar.

 

Tak hanya UGM, ke depannya seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Jawa Tengah akan diminta untuk membantu percepatan penurunan angka kemiskinan ekstrem, sehingga seluruh pihak dapat bekerja sama dan berkoordinasi secara optimal.

 

"Perguruan tinggi akan kita libatkan. Contohnya hari ini UGM, dan mungkin nanti yang di barat bisa Unsoed, UMP, sekitar Solo Raya mungkin bisa UNS dan UMS, Semarang Raya juga banyak sekali nanti bisa kita dorong untuk terlibat," kata Ganjar.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement