KAMPUNG APUNG MUARA BARU, 'WAJAH' WARGA MISKIN EKSTREM DI JAKARTA ERA ANIES BASWEDAN
Kesulitan akses air bersih, lingkungan yang dipenuhi sampah, hingga bau busuk dari pelelangan ikan jadi permasalahan yang sehar-hari dihadapi warga.
Kesulitan akses air bersih, lingkungan yang dipenuhi sampah, hingga bau busuk dari pelelangan ikan jadi permasalahan yang sehar-hari dihadapi warga.
Puluhan rumah bambu dibangun di kampung bernama Kampung Pojok, yang berdiri di pinggir Teluk Jakarta.
Memasuki area depan terlihat rumah-rumah panggung yang sudah mulai melapuk.Ketika itu, cuaca sedang diterjang angin besar di wilayah Waduk Jatilhur.
Jalan menuju Kampung Pojok pun cukup sulit dilalui, karena hanya bisa dilintasi satu orang saja. Dia mengatakan, suaminya tak bisa mencari nafkah di laut lepas lantaran ombak besar dan cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Para warga menggunakan jalan dari bambu dan tripleks untuk keluar-masuk huniannya.
Tak hanya aroma amis lautan, kedatangan Kompas.Cuaca kayak gini enggak ada yang berangkat melaut," ujar Fadilah saat ditemui, Senin (30/1/2023).
Sampah plastik, botol kemasan, kayu-kayu hingga sampah organik terlihat memenuhi permukaan air.
Kampung ini juga dijuluki sebagai"kampung bau".
Fauzi (20), salah satu warga mengungkapkan, bahwa predikat itu melekat karena Kampung Pojok dekat dengan tempat pelelangan ikan.
"Limbah dari pelelangan ikan ngalir ke rumah-rumah warga di sini.Jadinya bau, nah akhirnya Kampung Pojok terkenalnya kampung bau begitu," kata Fauzi saat ditemui di Kampung Pojok, Jumat.
Bau busuk dari pelelangan ikan, lanjut dia, tercium hingga ujung Kampung Pojok.
Krisis air bersih bertahun-tahun
Warga Kampung Pojok juga harus bergulat dengan krisis air bersih selama bertahun-tahun.
Mereka harus membeli air dari mobil tangki yang tersedia tak jauh dari rumahnya.
Sering kali warga terpaksa mengantre untuk mendapatkan giliran menyalur air dari selang, dengan tetangga agar bisa mengisi drum-drum air
0 Komentar