Recent in Technology

JOKOWI: HILIRISASI ADALAH KUNCI INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU

                      


 

JOKOWI: HILIRISASI ADALAH KUNCI INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut hilirisasi menjadi kunci yang dapat membuat Indonesia menjadi negara maju. Selain nikel, ke depan hilirisasi pertambangan akan dilanjutkan ke komoditas bauksit dan tembaga.

 

“Jangan kita hanya senang karena keberhasilan hilirisasi di nikel. Memang nikel menjadi sebuah contoh naiknya nilai tambah dari yang ekspor mentah dulu US$ 1,1 miliar menjadi US$ 30 miliar - US$ 33 miliar diperkirakan pada tahun 2022,” ucap Presiden Jokowi dalam acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmount, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (1/2/2023).

 

Jokowi menyampaikan begitu besar peningkatan nilai tambah dari hilirisasi nikel ini, yaitu Rp 17 triliun melompat jadi Rp 450 triliun. Sehingga dia meyakinkan para menteri kabinet untuk jangan tengok kanan dan kiri soal hilirisasi, kendati kebijakan hilirisasi juga pelarangan ekspor mendapati gugatan dan kalah. Sebab hilirisasi inilah yang akan merubah Indonesia sebagai negara berkembang jadi negara maju.

 

“Karena inilah yang akan melompatkan negara berkembang jadi negara maju, apalagi negara kita. Jangan berpikir negara kita akan jadi negara maju kalau kita takut menghilirkan bahan-bahan mentah yang ada di negara kita,” ungkap dia.

 

Namun dikatakan Jokowi memang ada kendala yang paling menyulitkan dari proses hilirisasi ini yaitu mengintegrasikan komoditas-komoditas yang dimiliki Indonesia. Bahkan dia memproyeksikan dampak positif dari hilirisasi minerba dan migas tersebut.

 

“Proyeksi dampak hilirisasi minerba dan migas menambah lapangan kerja yang terbuka di angka 8,8 juta. Ini sebuah dampak yang besar. Membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya,” jelasnya.

 

Perlu diketahui bahwa pemerintah telah resmi menghentikan ekspor bauksit dan tembaga pada Juni 2023 berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Hal ini dilakukan demi melanjutkan hilirisasi komoditas bauksit dan tembaga di Tanah Air setelah berhasil konsisten melakukan hilirisasi nikel. Alasan yang melatarbelakangi dilarangnya ekspor bauksit dan tembaga ini adalah sebagai contoh, bauksit Indonesia menjadi yang terbaik ke-3 di dunia. Sementara Indonesia memiliki alumunium kit nomor 33 padahal bahan baku aluminium terbaik nomor 3 yakni bauksit ada di Indonesia.

 

“Kita terlalu nyaman dengan ekspor mentahan karena paling cepat dapat duitnya dan tidak pusing pikirannya. Sudah gali, kirim, gali. Nikel juga sama. Gali, kirim enggak mau mikir kita. Tapi nilai tambah tadi. 194 kali,” pungkas Jokowi.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement