SEPINTAR-PINTARNYA BANGKAI DITUTUPI, BAUNYA
TETAP BAKAL KECIUM JUGA
Mau dicuci
seperti apapun mukanya Anies Baswedan oleh partai Nasdem yang katanya mendukung
nasionalisme dan anti radikalisme, saya rasa itu seperti upaya menggarami air
laut.
Pasalnya
label radikalisme dan terorisme sudah menempel dan mendarah daging di dalam
karir politiknya Anies Baswedan selama ini. Mau bagaimanapun juga dicuci sampai
rontok justru akan membuka tabir Anies Baswedan yang adalah maskot intoleransi
radikalisme dan terorisme.
Saya
mengistilahkan dan mengumpamakan ini seperti mengamplas kulit sampai ke
tulang-tulangnya. Kulitnya radikalisme dan tulangnya pun sudah intoleransi.
Kita tahu apapun yang dikerjakan oleh Anies Baswedan bisa kita kaitkan dengan
gerakan-gerakan fundamentalisme yang ada di Indonesia.
Upaya-upaya
Partai Nasdem membawa Anies Baswedan keliling Indonesia sambil membawa private
jet dengan jargon bahwa Anies milik semua justru membongkar aib lain dari Anies
Baswedan. Baru-baru ini jenderal Dudung Abdurrahman sudah bernyanyi mengenai
Anies Baswedan.
Jenderal
Dudung Abdurrahman mengatakan bahwa saat dia menjadi pangdam Jaya di provinsi
DKI Jakarta, dana hibah yang didapatkan oleh pasukan yang dikepalai oleh
jenderal Dudung saat itu sangatlah sedikit.
16 miliar
untuk dana hibah kepada mereka tidak sebanding dengan dana hibah yang diberikan
kepada ormas yang membela Anies Baswedan saat itu.
Inilah
menjadi bukti kuat bahwa secara radikal Anies Baswedan sudah terintegrasi
dengan penuh dan darahnya mengalir paham intoleransi. Karena kita tahu bahwa
tentara Nasional Indonesia memiliki satu tugas pokok yaitu memberantas
radikalisme dan terorisme yang berpotensi untuk memecah belah negara kesatuan
republik Indonesia.
Kita
sama-sama tahu bahwa tentara Nasional Indonesia sudah dicabut hak politiknya
jadi dia tidak ada kepentingan untuk membela atau menghancurkan karir politik
seseorang.
Jadi apa
yang dikatakan oleh jenderal Dudung saat itu bukanlah sesuatu yang sifatnya
politis tetapi fakta lapangan yang membuat mereka sulit memberantas radikalisme
dan terorisme.
Apalagi kita
tahu bahwa saat di bawah komando panglima Hadi Tjahjanto yang saat ini menjadi
Menteri agraria dan pertanahan, peperangan terhadap radikalisme dan intoleransi
yang berujung kepada terorisme sangatlah gencar.
Saat itu
jenderal Dudung Abdurrahman di bawah persetujuan dari jenderal Andika perkasa
yang saat itu menjadi KASAD, menyatakan perang terbukanya kepada radikalisme
yang ada di bawah komando Rizieq Shihab dan Bahar yang sering makan di restoran
yang katanya dipertanyakan kehalalannya.
Bahar saat
itu dipenjara dan dibuat tidak berkutik sama sekali. Berisik juga balihonya
disobek sana-sini dan pawai panser dan motor angkatan darat, dilakukan di
sekitar markas besar Petamburan.
Tentu hal
ini membuat Anies Baswedan kuatir dan nggak bisa tidur karena basis
pendukungnya dihancurkan oleh tentara Nasional Indonesia angkatan darat
khususnya.
Perpecahan
yang terjadi di DKI Jakarta memang tidak bisa tidak kita bohongi bahwa ini
terjadi karena Anies Baswedan dan juga orang-orang yang ada di bawahnya.
16 miliar
adalah nominal yang sangat kecil untuk pangdam Jaya mengelola dan juga
memberantas terorisme dan radikalisme di DKI Jakarta yang merupakan kota
megapolitan ini.
Dan ketikan
Partai Nasdem mencoba untuk menarik Anies Baswedan dari pusaran lingkaran setan
radikalisme, justru Anies Baswedan sendirilah yang menarik Partai Nasdem ke
dalam lingkaran radikalisme itu.
Kalau kita
bicara tentang kebocoran daripada Presiden Joko Widodo, kita sebut namanya saja
kita langsung tahu bahwa presiden Joko Widodo adalah orang yang paling anti
terhadap korupsi dan radikalisme juga terorisme.
Kita lihat
sosok Presiden Jokowi dulu dan mendengar namanya pun sudah langsung tahu bahwa
orang ini sangatlah nasionalis dan pluralis juga memperjuangkan nilai-nilai
kebudayaan luhur bangsa Indonesia.
Kita dengar
nama Jokowi pun langsung tahu bahwa dia adalah sosok pemimpin yang
mengedepankan kepentingan rakyat. Tanpa dia memperkenalkan dirinya sebagai
orang yang berpihak kepada rakyat, Rakyat sudah tahu itu dengan jelas.
Tanpa
dipoles lebih jauh lagi oleh partai-partai pendukung pemerintahan, nama
Presiden Joko Widodo sudah dikenal sebagai nama yang ditinggikan oleh rakyat
Indonesia khususnya mereka yang memperjuangkan negara ini dan kemakmurannya.
Presiden
Joko Widodo adalah sosok antitesis yang benar-benar membangun narasi kesatuan
dan persatuan negara republik Indonesia. Bukan hanya membangun kesatuan dan
persatuan, dengar nama Presiden Joko Widodo pun kita tahu bahwa dia adalah
orang yang memperjuangkan harumnya bangsa Indonesia di mata internasional.
Bener loh
Yang orang orang katakan bahwa presiden Joko Widodo adalah salah satu presiden
terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia.kalau Anies Baswedan mau dipoles
kayak gimanapun mukanya tetap ada logo radikalisme dan intoleransi.
Dan semua
lutut kaki akan bersaksi dan semua lidah akan mengaku, bahwa the Jak
radikalisme dan terorisme yang ada di tubuh Anies Baswedan tidak pernah bisa
dihapus dan akan kekal selama-lamanya.
0 Komentar