GANJAR SAMBUT BELASAN DIFABEL DIRUMAH DINAS, RASA LELAH TERBAYARKAN SETELAH 5 JAM PERJALANAN
Selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memang tak pernah tembang pilih. Dia melihat masyarakat yang kurang beruntung bukan sebagai tempatnya menaruh iba, tapi lebih memandang ke arah kesetaraan.
Demikian juga dengan kaum difabel yang dinilainya membutuhkan kesetaraan dari berbagai pihak. Ya, banyak perhatian yang dilakukan Ganjar selama hampir lima tahun di daerah Kota Istimewa itu.
Seolah gayung bersambut, tanpa diduga, Ganjar dihampiri oleh belasan penyandang disabilitas tuna daksa yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati Klaten. Dengan motor yang dimodifikasi, mereka tiba di rumah dinasnya pada Senin (30/1).
Jelas, Ganjar menyambut hangat kedatangan mereka. Satu per satu pria kelahiran Karanganyar itu menjabat tangan orang yang datang ke kediamannya. Suasana akrab langsung tampak saat awal pertemuan, apalagi, mereka membawakan durian dan rambutan khusus untuk Ganjar.
5 Jam yang Terbayarkan
Meski memiliki keterbatasan fisik, tak menyurutkan semangat para difabel untuk bertemu Ganjar. Nina Kusumawati, ketua komunitas tersebut misalnya yang berbincang dengan Ganjar layaknya keluarga sendiri.
Di sela-sela makan siang, kepada Ganjar, Nina menceritakan kalau mereka berangkat dari basecamp di Desa Birit, Kecamatan Wedi, Klaten sekitar pukul 10.00 WIB dan tiba di Rumah Dinas Puri Gedeh sekitar pukul 15.00 WIB. Jika ditotal ada 15 orang yang mengikuti touring menggunakan delapan motor.
"Perjalanan kami hampir lima jam, tadi kena hujan di jalan tapi asyik. Kayaknya capek terbayarkan dengan bisa ketemu bapak (Ganjar). Ya, bisa sharing santai," ujar Nina.
Dalam silaturahmi itu, Nina juga menyampaikan terima kasihnya kepada Ganjar. Menurutnya, Ganjar adalah sosok memberi banyak perhatian kepada para difabel.
"Kami perjalanan ke Semarang ini untuk ketemu dengan Bapak Ganjar dalam rangka silaturahmi karena beberapa waktu yang lalu bapak datang ke Klaten. Teman-teman merasa bahwa Pak Ganjar banyak memberikan perhatian, artinya kami mengucapkan terima kasih atas perhatian bapak terhadap teman-teman difabel," kata Nina.
Dalam kesempatan itu, wanita berkacamata itu menyampaikan beberapa saran dan masukan, terutama mengenai hal dibutuhkan kaum difabel, seperti fasilitas umum.
"Alhamdulillah bapak menerima dengan baik teman-teman antusias dan happy," ucap Nina.
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengaku senang dan bangga dengan kedatangan teman-teman Satu Hati. Sebab, di tengah keterbatasan fisik, mereka mampu menghimpun diri untuk saling menolong.
"Mereka punya posyandu, di mana mereka bisa sharing, ada yang problem-nya cukup serius karena mentalnya juga kena. Maka, mereka mencoba berbagi perasaan. Kedua yang cacat fisik saling menguatkan, bagaimana bisa hidup mandiri apa yang mereka butuhkan," ujarnya.
Menyoal perasaan, Ganjar tidak mampu menyembunyikan rasa gembiranya atas kehadiran para penyandang disabilitas itu.
"Ini surprise bagi saya karena mereka touring bawa motor dengan modifikasinya sendiri datang ke rumah. Tadi saya banyak mendapatkan pengalaman, komplain, sekaligus keinginan di antara lain mereka bisa mendapatkan akses dari pemerintah untuk bisa hidup mandiri melalui pelatihan," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, Pemerintah dalam hal ini juga harus lebih memberi perhatian dan bantuan kepada kaum difabel.
"Dari Pemerintah harus membantu siapkan usulannya apa, kemudian kami berikan mereka pelatihan, permodalan dan pendampingan sampai mereka bisa mandiri," kata Ganjar.
0 Komentar