Cegah Krisis Pangan, Jokowi Perhatikan Cadangan Beras
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti ancaman krisis pangan bisa memicu gejolak sosial dan politik. Karenanya, ia meminta agar cadangan beras benar-benar dihitung.
"Krisis pangan hati-hati mengenai ini karena nanti bisa larinya masalah sosial dan politik sehingga utamanya yang berkaitan dengan beras betul-betul hitung semuanya itu, betul-betul hitung," ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet di Istana Negara yang ditayangkan secara virtual, Selasa (6/12).
Ia mengingatkan jangan sampai jajarannya salah hitung mengenai ketersediaan pasokan beras sehingga menyebabkan harganya naik.
"Jangan sampai perhitungan kita keliru sehingga kita tidak menyiapkan reserve (atau) cadangan. Pada suatu titik cadangan kita habis dilihat oleh pedagang dan akhirnya harga beras pasti akan naik," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini untuk kesekian kalinya juga mengingatkan bahwa dunia masih tidak baik-baik saja. Untuk itu, ia meminta jajarannya untuk memperhitungkan dengan benar kebijakan yang terkait dengan hajat hidup orang banyak.
"Kuncinya sekali lagi kolaborasi antara kementerian dan lembaga dan jangan terjebak pada egosektoral. Lakukan konsolidasi data, konsolidasi policy dan juga konsolidasi dari pelaksanaan implementasi," ujarnya.
Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arif Prasetyo Adi sebelumnya mengungkapkan cadangan pangan di Bulog dan BUMN Pangan sedang kritis. Pernyataan ini diungkapkan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Senin (5/12) lalu.
Ia menjabarkan cadangan bahan pangan yang dimiliki pemerintah saat ini hanya beras, gula pasir, daging kerbau, dan sedikit minyak goreng.
"Untuk cadangan pangan di Bulog dan BUMN pangan ini memang saat ini kita hanya punya beras, gula pasir, daging kerbau, ya sedikit di minyak goreng," ujar Arif secara daring.
Secara rinci, beras yang dimiliki pemerintah adalah 515.119 ton. Padahal, kebutuhan bulanan nasional beras mencapai 2,5 juta ton. Artinya, pemerintah hanya memiliki cadangan sebesar 21 persen dari kebutuhan nasional.
Sedangkan untuk gula pasir, pemerintah lewat Bulog, ID Food, dan PTPN memiliki total stok 393.141 ton dari kebutuhan bulanan nasional sebesar 268.241 ton. Jumlah ini surplus atau mencapai 147 persen dari kebutuhan.
PerumBulog juga mengkonfirmasi mengenai cadangan beras yang mulai menipis. Karena itu, pihaknya fokus memperbanyak stok beras.
"Seperti yang disampaikan Pak Arif (Kepala Badan Pangan Arif Prasetyo Adi) cadangan pangan pemerintah saat ini sesuai penugasan kan baru beras," ujar Kabag Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya pada awal pekan ini.
0 Komentar