KOMISI X:
REKOMENDASI TGIPF HARUS JADI PERTIMBANGAN JOKOWI
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf,
mendorong agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menindaklanjuti rekomendasi dari
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Termasuk soal
Ketum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule diminta mundur dari jabatannya.
"Ketika rekomendasi ini diberikan
kepada presiden, maka presiden lah yang seharusnya melanjutkan keputusan itu
melalui kebijakan presiden, sebagai prerogatif presiden. Jadi bagi saya di DPR
ya ini harus dilaksanakan, jangan sampai temuan TGIPF ini hanya berupa paper
works saja yang kemudian tidak ada lanjutannya," kata Dede Yusuf kepada
wartawan, Sabtu (15/10/2022).
"Kalau pun hasil daripada temuan
tersebut adalah seyogyanya (Ketum) PSSI dan para Exco mundur, saya rasa itu
perlu dilakukan," sambungnya.
Dia mengatakan dari pihak kepolisian,
TNI, hingga PT LIB selaku pengelola liga sudah ditemukan yang bersalah dan
menjadi tersangka. Menurutnya, kini tinggal dari PSSI yang bertanggung jawab.
"Nah yang belum kan pimpinan paling
atas, pihak paling atas ini kan adalah pimpinan cabang olahraga yaitu PSSI.
Kalau temuannya sudah dikatakan oleh Pak Mahfud Md bahwa ini adalah (Ketum)
PSSI harusnya mundur, ya menurut saya karena ini bencana kemanusiaan ya semua
harus tanggung jawab. Namanya adalah tanggung renteng tanggung jawab,"
ucapnya.
Dia menegaskan Jokowi bisa memutuskan
untuk "memecat" Iwan Bule dari Ketum PSSI dan jajarannya. Menurutnya,
Jokowi tinggal berbicara dengan FIFA untuk mengganti para pengurus PSSI yang
dianggap bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan.
"Pimpinan tertinggi di Indonesia
itu namanya presiden bukan FIFA. Ketika presiden bisa berbicara kepada FIFA
untuk tidak memberikan sanksi, presiden pun bisa bicara kepada FIFA agar PSSI
ini sebaiknya diganti," ujarnya.
Audit Keuangan
Liga Sepakbola RI
Lebih lanjut, Dede Yusuf meminta agar
pemerintah melakukan audit investigasi keuangan penyelenggaraan sepakbola di
Tanah Air. Sebab, kata dia, saat ini industri sepakbola Indonesia telah menjadi
bisnis dengan perputaran uang hingga ratusan miliar rupiah.
"Audit investigasi harus terjadi
karena ini kan bisnis ratusan miliar (rupiah), tapi kalau saya tanya klub klub
rata-rata kan dapatnya kecil. Dari bisnis ratusan miliar itu untuk pengamanan
dan untuk penjaminan para suporter sesuai undang-undang kita tuh berapa sih
sebetulnya alokasinya? Nah ini belum bisa diinikan...," ucapnya
"Supaya apa? Supaya nanti next-nya
SOP-nya udah jelas biaya pengamanan sekian, biaya penyelenggaraan sekian, biaya
subsidi sekian, sponsorship sekian, nah biaya jaminan keselamatan penonton dan
suporter berapa? Itu harus kita jelaskan," imbuhnya.
0 Komentar