Pengaruh Presiden Joko Widodo atau
Jokowi dinilai masih besar. Hal ini ditandai dengan adanya fenomena
"Jokowi Effect" seperti yang terjadi 10 tahun lalu.
Menurut pengamat komunikasi dan politik
Universitas Airlangga, Suko Widodo, fenomena "Jokowi Effect" terlihat
dalam kegiatan relawan Sapu lidi, di mana momen itu mirip peristiwa saat Jokowi
maju sebagai presiden 10 tahun lalu.
"Saat kegiatan relawan 'Sapulidi'
itu menunjukkan bahwa masih ada fenomena 'Jokowi Effect' seperti peristiwa 10
tahun lalu ketika Pak Jokowi maju pemilihan presiden," ujar Suko Widodo di
Surabaya, Senin (22/8/2022).
Menurut Sukowi, sapaan Suko Widodo,
sosok Jokowi masih memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pusaran politik di
Indonesia, walau sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai presiden pada
Pilpres 2024.
Sebagai contoh adalah pernyataan ojo
kesusu atau jangan buru-buru yang diucapkan Jokowi. Sukowi menilai pesan itu
menunjukkan bahwa sosok Jokowi masih bisa mengendalikan relawan dan massa
pendukungnya.
"Kata-kata ojo kesusu
memperlihatkan bahwa Pak Jokowi masih bisa mengendalikan massa atau relawan.
Acara tersebut sebagai bentuk show of force dari Pak Jokowi," jelas dosen
FISIP Unair ini.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah
meminta relawannya untuk santai mawon (santai saja) dan ojo kesusu dalam
memikirkan calon presiden atau capres 2024.
"Banyak yang bisik-bisik ke saya,
'Pak niki dukung sinten nggeh? (Pak ini dukung siapa ya?). Lalu saya jawab
santai mawon, ojo kesusu. Ojo nganti keliru (jangan sampai salah)," kata
Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri kegiatan relawan "Sapulidi"
di Surabaya, Minggu (21/8/2022) petang.
Sebagai informasi, kegiatan bertajuk
"2024 Satu Komando Ikut Pak Jokowi" itu dihadiri oleh ribuan massa.
Acara tersebut diselenggarakan di Stadion Gelora 10 November Surabaya.
Menurut Jokowi, Pilpres 2024 masih jauh
sehingga tidak perlu ditentukan sekarang. Jokowi juga menegaskan saat ini
terpenting adalah fokus mengurus permasalahan ekonomi di Tanah Air.
"Yang penting sekarang urusan
ekonomi diselesaikan dulu secara bersama-sama," tegas Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi turut
meminta para relawan untuk selalu menjaga silaturahim, bersatu dan kompak agar
tidak keliru menentukan pemimpin pada masa depan.
"Sapulidi ini adalah kapal besar
yang memiliki banyak massa. Oleh sebab itu, sebagai penumpang harus kompak,
erat berangkulan dan menjaga persatuan," pesan Jokowi.
"Yang paling penting harus solid
dan terus menjaga komunikasi di antara kita," tegasnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa
tidak mudah mengelola negara yang memiliki sekitar 278 juta penduduk, hidup
pada 17 ribu lebih pulau, dan terdiri dari 714 etnis.
"Sebagai bangsa yang besar dan
beragam maka harus dijaga persatuan kita. Bangsa ini harus selalu bersatu, dan
para relawan harus tetap kompak bersama rakyat demi Indonesia," tandas
Jokowi.
0 Komentar