Indonesia kian serius beralih dari
penggunaan energi fosil menuju ke energi yang lebih ramah lingkungan, utamanya
listrik. Subsidi energi yang demikian besar dan membebani negara, juga sudah
saatnya dikurangi.
Keseriusan pemerintah beralih ke energi
listrik nampak dari sejumlah pertemuan pejabat negara dengan pimpinan
perusahaan global, termasuk Presiden Joko Widodo sendiri yang sempat bertemu
dengan CEO Tesla, Elon Musk, pada Mei lalu.
Lantas, seperti apa cita-cita Presiden
Jokowi membangun ekosistem mobil listrik di Indonesia?
"Yang kita bangun ini adalah trust
international. Kita ingin membangun sebuah kepercayaan internasional terhadap
negara kita, Indonesia. Yang ingin kita bangun sebuah ekosistem, tidak hanya
proyek-proyek kecil, parsial, tidak," ujar Jokowi dalam Economic Update
2022 yang ditayangkan pada program Squawkbox, Kamis (18/8/2022). Wawancara ini
turut dipersembahkan oleh "BNI For Stronger Indonesia".
Jokowi mengungkapkan, hilirisasi barang
tambang ini adalah bentuk awal dari Indonesia yang ingin mendapatkan nilai
tambah. Bahkan untuk nikel, nilai tambah dari produk ini pada tahun ini
diperkirakan menembus US$ 30 miliar.
"Sehingga hilirisasi ini adalah
sebuah awal kita ingin mendapatkan nilai tambah, misalnya nikel. Ada nilai
tambah 18 kali sampai saat ini, dan saya yakin tidak hanya 20,8 miliar US dolar
dari nikel, tapi kemungkinan angkanya akan naik. Tahun ini saja perkiraan saya
mungkin bisa tembus 30 miliar US dolar. Berikutnya bisa 35 miliar US dolar per
tahun, itu hanya satu komoditas. Dan itu masih barang jadi dan setengah jadi,"
jelas Jokowi.
Setelah nikel, Jokowi mengatakan jenis
barang tambang lainnya seperti tembaga, timah, dan bauksit, nantinya juga akan
dikelola dengan cara yang sama seperti hilirisasi nikel.
"Dan kita bangun sebuah ekosistem
untuk mobil listrik. Lithium baterai dari kita, ev baterai dari kita sehingga
muncul ekosistem mobil listrik yang kita kerja samakan misalnya dengan Hyundai,
ada Ford, kemudian ada merek-merek yang lain yang masuk."
"Yang ini kita ikutkan BUMN kita
masuk ke sana sehingga transfer teknologinya nanti juga ada, terjadi. Baik pada
saat mulai konsesi bahan mentah, kemudian masuk ke smelternya juga
bareng-bareng, kemudian masuk ke industri baterainya juga bareng-bareng, masuk
ke industri mobilnya kita juga ikut bersama-sama di situ," jelas Jokowi.
Jokowi berharap Indonesia bisa menjadi
kekuatan besar untuk mobil listrik dunia, dan dari situ Indonesia bisa segera
masuk kepada negara industri maju.
"Sehingga ekosistem besarnya
menjadi kita dapatkan dan kita menjadi sebuah kekuatan besar untuk mobil
listrik dunia. Karena Indonesia adalah penghasil nikel terbesar, ini yang
menjadi kekuatan besar kita. Sehingga gabungan antara nikel, bauksit, tembaga,
timah ini menjadi barang yang betul-betul terencana sejak awal dan
terintegrasi, ini yang sulit kita mengutak-atik agar bisa terjadi."
"Dan kalau itu terjadi, ini menjadi
sebuah gerbang besar kita masuk kepada negara industri maju. Nggak lama-lama,
perkiraan kita nggak akan sampai 2030 sudah kejadian. Insyaallah sudah
kejadian," pungkasnya.
0 Komentar