“Pembelajaran
digital memang telah menolong masyarakat global lebih mudah mengakses
pembelajaran. Tapi, kita tahu bahwa anak-anak belajar paling efektif kalau
mereka duduk di kelas, berinteraksi dengan guru, dan bergaul dengan teman
sekelas,” ujar dia.
PTM tidak ada
gantinya, ini pentingnya menjaga sekolah tetap buka. Katheryn mengapresiasi
upaya Indonesia yang telah memprioritaskan vaksinasi Covid-19 bagi guru dan
tenaga pendidik, sehingga tercipta ruang aman bagi siswa untuk kembali ke
sekolah.
“Apalagi,
Indonesia akan segera memasuki tahun ajaran baru. Ini pilar penting untuk
mengembalikan siswa ke sekolah,” imbuh Katheryn.
Menurut Ekonom
Unair Katheryn menilai, dampak buruk pandemi Covid-19 tidak hanya pada
pembelajaran, tapi juga kualitas hidup anak. Terutama karena isolasi dan
pembatasan sosial.
“Kita harus
paham bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi tempat anak bersosialisasi
dan mengembangkan kedewasaan emosional anak,” tandasnya.
PTM cegah learning loss hingga psikososial Dia
menambahkan, dampak learning loss
sangat besar. Tapi dampak psikososial juga sangat tinggi. Maka itu kita harus
berusaha mendukung anak-anak kembali ke sekolah.
Katheryn
mengungkapkan, penelitian menunjukkan, semakin lama anak-anak berada di luar
sekolah, semakin kecil juga kemungkinan mereka kembali ke sekolah.
“Kita memang
belum keluar dari pandemi, tapi kita sudah punya tindakan-tindakan pengamanan
(safeguards), pemahaman yang lebih baik tentang virusnya, vaksin, dan lain
sebagainya,” urainya.
Counsellor of Education and Research, Kedutaan Besar Australia
di Jakarta, Han Xiao Zhang menambahkan, komitmen pemerintah Australia
memulihkan pembelajaran yang sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia.
“Kami sadar pentingnya PTM. Pemerintah pusat dan negara bagian sudah sepakat bahwa sekolah adalah yang pertama buka dan terakhir tutup, dari semua lembaga, ketika terkait pembatasan karena Covid-19. Ini komitmen kami memastikan sekolah adalah hal pertama yang kami prioritaskan,” ucap Han.
0 Komentar