Kondisi ekonomi dunia saat ini sedang
dipenuhi ketidakpastian. Sinyal resesi terjadi di mana-mana. Bahkan
negara-negara maju di Eropa, Amerika Serikat (AS), bahkan hingga China pun
dihantui resesi. Perang Rusia dan Ukraina menjadi penyebabnya.
Pemerintah Indonesia tentu akan
mati-matian menjaga agar resesi ini sebisa mungkin tidak menular ke Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan tentang bagaimana prediksi-prediksi
resesi dunia akan terjadi.
Saat menceritakan soal ancaman resesi,
Jokowi menyinggung soal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menurutnya harus bisa
menjaga stabilitas sistem keuangan dengan baik. Pengawasan sektor perbankan
harus dilakukan dengan detil dan menyeluruh, tak hanya makronya saja.
"OJK jangan melaporkan makronya
saja bahwa perbankan baik, tapi cek satu per satu, bank per bank. Jangan sampai
ada bank yang bermasalah! Karena ini bisa memengaruhi kepercayaan
masyarakat," katanya dalam pertemuan dengan sejumlah Pemimpin Redaksi
Media Massa, Rabu (13/7/2022).
Dia mengatakan, OJK jangan hanya
melaporkan kondisi makro seperti rasio kecukupan modal (CAR), dana nasabah,
atau kredit saja. "Memang rasio makro bagus, tapi saya titip jangan sampai
ada masalah di satu bank pun," ungkapnya.
Tak hanya perbankan, soal asuransi pun
Jokowi juga mengungkapkan soal pentingnya pengawasan detil lembaga keuangan.
"Stabilitas industri keuangan itu
penting, pengawasan itu penting. Saya juga sudah sampaikan ke KSSK (Komite
Stabilitas Sektor Keuangan). Jangan ada juga asuransi bermasalah lagi, itu juga
karena pengawasannya," kata Jokowi.
Saat ditanya sikapnya soal pembahasan
Omnibus Law sektor keuangan, Jokowi tidak banyak berkomentar. Dia hanya mengatakan
bahwa stabilitas industri keuangan menjadi penting terutama di kondisi
perekonomian seperti saat ini.
Seperti diketahui, pada 20 Juli 2022
ini Mahkamah Agung (MA) berencana melantik Anggota Dewan Komisioner
OJK yang baru untuk periode 2022-2027.
Berikut Dewan
Komisioner OJK periode 2022-2027
0 Komentar