Recent in Technology

Saling Sindir Pasca Debat Masih Berlanjut, Prabowo Nilai Anies Tak Paham Soal Pertahanan

                                 


 

Saling Sindir Pasca Debat Masih Berlanjut, Prabowo Nilai Anies Tak Paham Soal Pertahanan

 

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto yang menilai Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid lebih mengerti soal pertahanan merupakan sindiran kepada capres Anies Baswedan yang sebelumnya memberikan penilaian 11 dari 100 terhadap kinerja Kementerian Pertahanan (Kemhan).

 

"Saya kira pernyataan Pak Prabowo di Medan hari ini yang mengatakan Bu Meutya Hafid lebih paham soal pertahanan jelas buat sindir Anies Baswedan," kata Ujang Komarudin, Sabtu (13/1/2024).

 

Ujang Komarudin mengganggap apa yang disampaikan Prabowo yang membandingkan Meutya Hafid dengan capres Anies adalah ungkapan apa adanya dari sosok Prabowo Subianto.

 

"Pak Prabowo ini kan orangnya apa adanya. Jangankan Pak Prabowo, saya sendiri saja mengakui Bu Meutya Hafid orang yang paham betul soal isu-isu pertahanan negara. Makanya kalau Pak Prabowo membandingkan Bu Meutya dengan Pak Anies, jelas itu sindiran buat Anies," katanya.

 

Seperti diketahui, pada acara Konsolidasi Partai Koalisi Indonesia Maju di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (13/1), Prabowo sempat bicara soal nilai yang dia dapatkan saat debat capres pekan lalu. Capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat memberikan penilaian terhadap Kemhan di bawah pimpinan Prabowo yakni 11 dari 100.

 

Prabowo kemudian bicara sosok Meutya Hafid yang dianggapnya sangat nasionalis dan lebih mengerti soal pertahanan ketimbang pihak lain.

 

"Saudara dari partai manapun tolong didukung Meutya Hafid, caleg sangat penting saya minta dimenangkan. Dia (Meutya Hafid-red) sangat membela Indonesia di Komisi I, beliau ini lebih mengerti pertahanan dari yang lain-lain. Tak ku sebut namanya lah," kata Prabowo Subianto.

 

Di sisi lain, Prabowo juga percaya bahwa rakyat Indonesia menginginkan pemimpin yang jujur, dan juga perkataan dengan ucapannya sejalan.

 

"Pemimpin yang satu kata, sesuai dengan perbuatannya, apa yang diucapkan yang ada di hatinya bukan orang yang menganggap dirinya pinter tapi hatinya tidak jelas," ujarnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement