Recent in Technology

KEMENANGAN FIKTIF YOHANIES DI TWITTER POLL KEBOHONGAN


 

KEMENANGAN FIKTIF YOHANIES DI TWITTER POLL KEBOHONGAN

 

Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, unggul dalam polling akun Twitter ILC (Indonesia Lawyers Club) @ILCTalkshow.

 

Survei digelar selama satu hari sejak Jumat (21/4/2023) pukul 14.24 WIB sampai Sabtu (22/4/2023) pukul 14.24 WIB, alias dibuka beberapa menit setelah PDI Perjuangan mengumumkan calon presiden tunggal Ganjar Pranowo.

 

Ada tiga nama yang masuk polling selain Anies Baswedan, yaitu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah yang sudah resmi capres PDIP, Ganjar Pranowo.

 

Hasil akhirnya 65 persen voters memilih Anies. Di peringkat dua Prabowo dengan 19 persen pemilih. Sementara itu Ganjar ada di buntut dengan hanya 16 persen pemilih.

 

Polling ini dilakukan secara terbuka menggunakan fitur “poll” di twitter, dengan periode polling satu hari dan meraih 60.447 votes.

 

Tentu saja hasil polling itu disambut meriah para pendukung Anies Baswedan dan para pendukung Nasdem, PKS juga Demokrat yang mengusung Anies untuk 2024.

 

Tetapi, para pakar survei mencoba mengingatkan bahwa hasil polling di media sosial tidak ilmiah.

 

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, salah satu ahli survei yang berusaha menyadarkan para pendukung Anies soal ketidakilmiahan polling itu.

 

Dia mengingatkan, jelang Pilpres 2004, polling hampir serupa diadakan stasiun RCTI dan SCTV yang diikuti jutaan partisipan lewat SMS.

 

"Pak Amien Rais yang diprediksi menang. Nyatanya beliau enggak masuk putaran kedua. Kalah akurat dibanding survei @LSI_Lembaga (akun twitter resmi Lembaga Survei Indonesia) yang sampelnya hanya 2000 responden. Tanya napa,” kata Burhan melalui akun twitter pribadinya @BurhanMuhtadi.

 

Burhan mengatakan saat itu Amien Rais sangat percaya survei. Dia ingat ketika Amien Rais masih memimpin Partai Amanat Nasional (PAN), pihaknya sering diminta melakukan survei daerah pemilihan.

 

"Pas putranya maju sebagai calon wali kota Yogya, Pak Amien minta tim real count tidak melanjutkan perhitungannya karena quick count kami menunjukkan kemenangan lawan. Maklum dia PhD dari Chicago Univ,” jelas Burhan.

 

"Secara umum para elite politik sdh ‘beriman’ dengan survei, terutama setelah QC (quick count) Pilpres 2004. Hanya sebagian ‘kecil' netizen, untuk tidak menyebut buzzer, yang tidak percaya survei. Mereka yang gugat tidak tahu saja capres mereka Anies Baswedan itu eks Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia,” jelas Burhan.

 

Cuitan Burhanuddin itu spontan mendapat tentangan dari banyak sekali netizen, terutama mereka yang mendukung Anies Baswedan.

 

 

Giliran lembaga survei yang menangkan dipercaya, mereka ga tau kalo junjungannya adalah mantan orang lembaga survei.

 

Jangan heran kalo media survei dibayar sama Anies buat menangin namanya.

 

Jadi sampe sini paham kan?

 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement