TERIMA PROGRAM RTLH GANJAR, ARIS SEKELUARGA TAK LAGI KHAWATIR RUMAHNYA BOCOR
Aris Winarto, warga RT 6 RW 6 Dusun Bumi Jaya, Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, tak mampu menahan rasa harunya melihat kondisi rumahnya yang sekarang. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai pekerja serabutan kini tak lagi khawatir rumahnya akan kebocoran saat hujan.
Berkat bantuan renovasi rumah tidak layak huni (RTLH), kini rumah sederhananya lebih layak ditinggali. Rumahnya pun kini terlihat makin luas.
Sebelum mendapat bantuan tersebut, Aris beserta keluarganya, tinggal di rumah yang tak layak. Ketika itu, ia mengaku selalu khawatir dan cemas saat hujan turun. Kini, ia bisa menempati rumah sederhananya dengan nyaman dan aman, tanpa perasaan was-was.
Ia menyampaikan terima kasihnya kepada Gubernur Ganjar Pranowo, karena telah mendapatkan bantuan rehab RTLH.
“Sakniki (sekarang) enak. Terima kasih banget kalih (untuk) Bapak Ganjar,” kata Aris saat ditemui di rumahnya, Jumat (3/2/2023).
Pria 46 tahun tersebut mengatakan, adanya rumah layak tersebut membuat keluarga bisa tinggal dengan nyaman. Mulai dari kerangka atapnya yang kokoh, dinding rumah yang telah diganti tembok setengahnya, serta lantainya yang sudah diplester.
“Dadi mandan (jadi lebih) kuat. Dadi omber kados niki (lebih luas seperti sekarang). Ora patek sesek banget (tidak begitu sempit),” tuturnya lebih lanjut.
Aris mengenang, dulu rumahnya sempit dan kerap bocor saat hujan. Atap yang telah rapuh di sana-sini sehingga menyebabkan bocor ketika hujan. Dinding rumahnya masih dari papan kayu, serta lantainya masih tanah.
Bahkan, bila Aris sedang dapat giliran ketempatan jadi lokasi acara, rumahnya kerap tak cukup karena tetangganya yang hadir banyak.
“Angger enten arisan atau RT-an, kula nelangsa banget (kalau di rumah ada kegiatan arisan, kumpulan RT, saya sedih). Pas lagi jawah, wonge katah, ora cukup, sampai mlebu nang dapur (saat hujan, orang-orangnya banyak, tidak cukup sampai harus masuk di dapur). Astagfirullahaldzim, Ya Allah. Lha wontene kadhos niku, lha kepripun malih (adanya seperti itu, bagaimana lagi),” kenangnya.
Pantauan di lokasi, rumahnya kini telah tampak nyaman dihuni. Dindingnya lebih kokoh dengan susunan bata dan kayu terpasang di sekeliling rumah.
Lantai rumah juga telah diplester semen, serta atap lebih kokoh berdiri di bagian atas rumah. Atap asbes juga menjadikan rumah lebih teduh.
Ia tak pernah membayangkan jika akan mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari Ganjar. Sebab jika harus mengandalkan upahnya sebagai pekerja serabutan sekitar Rp90 ribu per hari, akan butuh waktu lama.
“Kula nggih sagete estafet. Umpamane gadah satitik, terapna. Benjang, ngumpulke malih, terapke maning (Mampunya saya ya estafet atau pelan-pelan. Punya sedikit, digunakan, besok mengumpulkan lagi, gunakan lagi). Istilahe mboten bruk. Estafetlah (istilahnya, tidak langsung. Pelan-pelan),” ucapnya.
Rumahnya pernah didatangi Ganjar pada 2019 silam. Orang nomor satu di Jateng itu mengatakan, pihaknya memilih rumah tersebut untuk menerima bantuan rehab RTLH karena memang layak mendapatkan bantuan.
“Masyarakat senang sekali mendapatkan bantuan itu. Terlebih ini untuk meningkatkan kualitas hidup,” kata Ganjar ketika itu.
Sebagai informasi, di bawah kepemimpinan Ganjar, hingga 2022 akhir tercatat telah membangun 1.041.894 unit Rumah Sehat Layak Huni bagi warga miskin di Jateng.
Capaian tersebut tidak bersumber dari satu pendanaan APBD saja. Tapi juga bersumber dari anggaran pemerintah pusat dan pemkab/ pemkot. Dalam realisasi renovasi RTLH itu, Gubernur menerapkan sistem pembiayaan gotong royong. Selain dari anggaran pemerintah, ia juga mengajak kerja sama sektor lainnya, seperti Baznas, perusahaan swasta, BUMN, BUMD, hingga filantropi.
0 Komentar