Recent in Technology

POLEMIK TAK KUNJUNG USAI, KAMPUNG SUSUN BAYAM WARISAN ANIES TAK KUNJUNG BERPENGHUNI

            


 

POLEMIK TAK KUNJUNG USAI, KAMPUNG SUSUN BAYAM WARISAN ANIES TAK KUNJUNG BERPENGHUNI

 

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menuding Anies Baswedan hanyalah capres doorprize karena sudah tak mampu lagi 'menjual' hasil karyanya di hadapan rakyat Indonesia.

 

Hal itu dikatakan Guntur menanggapi safari politik Anies yang masih aktif berkeliling ke daerah-daerah, dan nyatanya Anies dan Nasdem masih mengiming-imingkan hadiah agar rakyat hadir.

 

"Anies ke mana-mana mengumpulkan massa dengan cara membagi-bagi doorprize, membagi-bagikan hadiah di mana pun, ada beberapa pengumuman entah itu disebut dengan jalan sehat atau apapun dan semua rata-rata acara Anies itu menggunakan doorprize. Ada bagi-bagi kulkas, sepeda, motor, bahkan umroh dan rumah," kata Guntur Romli di akun Youtube Cokro TV.

 

Guntur menilai dengan iming-iming doorprize menjadi bukti bahwa kehadiran Anies tidak memikat masyarakat lagi.

 

"Tak menarik bagi massa, maka dipakailah cara memberikan iming-iming hadiah. Jadi orang datang ke acara Anies itu ya bukan karena tertarik kepada Anies, bukan karena tertarik pada acara kegiatannya. Tapi karena di situ ada bagi-bagi hadiah," sindirnya.

 

Guntur menilai memang tidak ada yang bisa dibanggakan oleh rakyat atas kinerja-kinerja Anies selama memimpin Jakarta. Persoalan dasar Ibu Kota dinilai tak selesai di tangan Anies.

 

Bukan itu saja, Anies juga dituding hanya pandai mengulang-ulang pernyataan kosong, seperti contohnya adalah soal Ibu Kota Negara (IKN), mau dilanjutkan atau tidak jika ia menjadi Presiden 2024.

 

"Itu hanya mengulang-ulang perkataan dia yang lama misalnya yang terakhir ketika Anies ditanya soal IKN dia ngomong akan fokus pada pembangunan manusia. Itu hanya janji palsu. Sementara Jokowi dilanjutkan Ahok fokus membangun infrastruktur di Jakarta dan juga membangun fasilitas-fasilitas umum, Anies hanya mengotak-atik sepanjang Jalan Sudirman dan Thamrin dan itu semuanya tidak bermanfaat, begitu juga JIS.

 

"Nah kemudian kalau dibilang Anies mau membangun manusia, di Jakarta apa hasilnya? Buktinya angka putus sekolah SD di era Anies di 2021-2022 tertinggi di seluruh Indonesia bayangkan Jakarta dengan APBD terbesar se-Indonesia tapi angka drop out, angka putus sekolah siswa-siswa SD tertinggi se-Indonesia," jelasnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement