Ukraina membangun monumen kemenangan
bagi pemimpin dunia, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), yang
berkunjung ke negara itu saat perang berkecamuk.
Duta Besar Ukraina di Jakarta, Vasyl
Hamianin, mengatakan pemerintah telah membangun monumen tersebut sebagai
apresiasi atas dukungan mereka terhadap Ukraina di dekat Kyiv.
"Kemarin merupakan peristiwa yang
sangat penting. Kami memulai membangun monumen kemenangan di Kyiv," kata
Vasyl dalam acara Stand for Freedom di Jakarta Pusat, Rabu (24/8).
Acara Stand for Freedom digelar
untuk memperingati kemerdekaan Ukraina ke-31 yang jatuh pada hari ini.
"Monumen itu akan memperingati
setiap pemimpin dunia yang mengunjungi Ukraina sejak awal perang. Jadi setiap
pemimpin yang setuju namanya akan dibangun di monumen itu," kata dia.
Ukraina mengirim terlebih dahulu
undangan kepada pemimpin terkait agar namanya tercantum dalam monumen itu.
Vasyl mengatakan, ia telah mengirim proposal ke Kementerian Luar Negeri
Indonesia.
"Saya sangat berharap melihat nama
presiden Anda yang hebat, Yang Mulia Joko Widodo karena kunjungan bersejarahnya
akan dikenang dan tak akan dilupakan," jelas diplomat itu lagi.
Namun, juru bicara Kementerian Luar
Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, mengaku tak mengetahui perihal undangan
tersebut.
"Saya tidak pernah dengar hal
ini," kata Faizasyah saat ditanya apakah Kemlu RI sudah menerima undangan
tersebut atau belum.
Sejauh ini, pemimpin yang namanya
bersedia dibangun di monumen kemenangan itu adalah Presiden Polandia, Andrze
Duda.
Sebelumnya, Jokowi mengunjungi Ukraina
pada akhir Juni lalu. Ia bertemu Presiden Zelensky dengan tujuan membawa misi
damai.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin
itu membahas pasokan pupuk Ukraina, siap jadi perantara Rusia-Ukraina, hingga
sepakati bebas visa Ukraina-RI.
Usai bertemu Zelensky, Jokowi
melanjutkan lawatan ke Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin pada Kamis
(30/6).
Saat bertemu Putin, Jokowi menyampaikan
sejumlah poin penting. Mulai dari dorong perdamaian, membuka ruang dialog,
menjamin keamanan Rusia untuk jalur ekspor pangan Ukraina, serta reintegrasi
pupuk dan pangan Rusia-Ukraina.
0 Komentar