Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan mengembangkan moda
transportasi alternatif dan pengembangan industri dirgantara di Indonesia.
Untuk itu, Bappenas mengunjungi Stevenson Fishing Port, Harbour Flight Centre,
dan Boeing di Amerika Serikat dan Kanada.
Dalam
kunjungan ke Boeing, terdapat dua poin diskusi yang dibahas. Pertama, komitmen
untuk memenuhi permintaan Indonesia dalam setiap pembelian pesawat tempur
militer sesuai dengan amanat UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri
Pertahanan, maupun pembelian pesawat komersial berupa offset dan transfer
teknologi.
Kedua,
mendorong pengembangan Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) oleh industri
dirgantara nasional sebagai kemitraan dengan Boeing.
"Sesuai
Visi 2045, kedirgantaraan dikembangkan melalui ekosistem industri
kedirgantaraan Indonesia yang kondusif dan berdaya saing," ujar Menteri
PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam keterangan tertulisnya, Minggu
(24/7).
Indonesia
menargetkan menjadi produsen pesawat terbang tipe turboprop kapasitas <100
kursi dengan teknologi terkini. Pada komponen dan rantai pasok,
pemerintah menargetkan peningkatan 2 kali nilai TKDN komponen pesawat terbang.
MRO dan jasa
purnajual mencapai daya serap layanan jasa MRO untuk pesawat yang beroperasi di
Indonesia sebesar USD 2 miliar.
Jasa
penerbangan dan kebandarudaraan menghubungkan 263 kota di Indonesia dan 135
kota di luar negeri dengan standar keselamatan dan layanan tinggi, serta mampu
melayani peningkatan lalu lintas pesawat, penumpang, dan kargo 3-4 kali.
0 Komentar